MUHAMMAD Ma’ruf Hussain, peserta asal Kanada dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Internasional Indonesia 2025, membagikan kisahnya dalam mempelajari dan menghafal Al-Qur’an di negara minoritas Muslim. Pemuda berusia 20 tahun yang lahir di Bangladesh ini mengungkapkan tantangan sekaligus keberkahan yang ia rasakan sebagai seorang hafiz di Toronto.
Ma’ruf pindah ke Kanada saat berusia sekitar 5 hingga 6 tahun. Meski tinggal di lingkungan baru, kecintaannya pada Al-Qur’an mulai tumbuh sejak usia 8 hingga 9 tahun. Ayahnya, Syaikh Qari Muhammad Muzzammil Hussain, menjadi guru dan pembimbing utamanya dalam menghafal Al-Qur’an.
“Saya awalnya tidak terlalu serius, sampai akhirnya ayah memasukkan saya ke madrasah saat kelas tiga,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (31/1/2025).
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Dengan dukungan penuh dari keluarganya, terutama sang ayah yang juga seorang qari, Ma’ruf berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an pada usia 13 hingga 14 tahun. Ia juga mendalami bahasa Arab untuk memahami makna Al-Qur’an lebih dalam.
“Ayah selalu menempatkan saya di lingkungan para syuyukh yang membahas Al-Qur’an dan Sunnah. Itu membentuk cara berpikir, berpakaian, hingga akhlak saya,” katanya.
Sebagai Muslim di Kanada, Ma’ruf mengakui adanya tantangan dalam menjaga identitas keagamaan. Namun, ia menilai Kanada relatif terbuka terhadap seluruh komunitas beragama.
“Interaksi dengan teman-teman non-Muslim sudah menjadi keseharian dalam hidup saya. Mereka juga mengizinkan pembangunan masjid dan kegiatan menghafal Al-Qur’an. Ini peluang besar bagi kami untuk berdakwah,” tuturnya.