Kebijakan Tarif Timbak Balik Amerika Serikat, Apa itu Reciprocal Tariffs?

Daftar tarif yang diterapkan AS pada berbagai negara di dunia. (Foto/X/white house)
Daftar tarif yang diterapkan AS pada berbagai negara di dunia. (Foto/X/white house)
0 Komentar

ISTILAH reciprocal tarrifs atau tarif timbal balik mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Kebijakan tersebut menjadi salah satu program Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait tarif impor.

Sejak awal kepemimpinannya, Trump memang menekankan kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis guna melindungi industri dalam negeri Amerika Serikat. Hal ini sesuai dengan prinsipnya yang dikenal dengan ‘America First’.

Menurut Trump, selama ini banyak negara mengenakan tarif tinggi pada barang-barang AS, sementara pihaknya justru memberikan tarif yang lebih rendah.

Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan

Nah, melalui reciprocal tariffs, ia ingin memastikan perdagangan internasional berjalan dengan lebih adil dari perspektif AS.

Apa itu Reciprocal Tariffs?

Singkatnya, istilah ‘Reciprocal Tariffs’ bisa diartikan sebagai kebijakan tarif timbal balik. Kebijakan ini merujuk pada kondisi suatu negara yang menetapkan tarif impor terhadap barang dari negara lain dengan tingkat yang sama seperti tarif yang dikenakan oleh negara tersebut pada barang ekspornya.

Kebijakan seperti ‘Reciprocal Tariffs’ acapkali disebut sebagai strategi perdagangan untuk menciptakan keseimbangan dalam tarif antar negara.

Tak jarang, sebagian menganggap kebijakan ini sebagai balasan Trump untuk musuh-musuh Amerika Serikat yang selama ini menetapkan tarif mahal untuk barang ekspor negaranya.

Melansir USA Today, pendekatan Trump terhadap tarif timbal balik ditujukan untuk memperbaiki ketidakseimbangan perdagangan dengan mengenakan tarif yang lebih tinggi.

Bagan yang sempat ditampilkan di Gedung Putih menunjukkan sejumlah negara seperti China mendapat pengenaan tarif timbal balik yang cukup besar.

Trump sudah lama meyakini Amerika Serikat telah diperlakukan tidak adil dalam perdagangan global. Ia berpendapat banyak negara mengenakan tarif lebih tinggi pada barang-barang Amerika Serikat daripada yang Amerika Serikat kenakan pada barang-barang mereka, sehingga menciptakan ketidakseimbangan.

Baca Juga:Tom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan KemenperinPasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2

Contoh mudahnya adalah India yang mengenakan tarif antara 5% dan 20% lebih tinggi daripada AS pada 87% barang impor.

Sebagai balasan, Trump ingin menyamai pungutan impor AS yang dikenakan negara lain terhadap produk-produk Washington.

Selain memaksa negara-negara tadi untuk menurunkan bea masuk mereka, Trump yakin tarif timbal balik akan meningkatkan kebijakan ekonomi “America First” dengan mempersempit defisit perdagangan negara tersebut sekaligus meningkatkan daya saing produsen Amerika Serikat.

0 Komentar