Penulis Buku Bis Esto Eddy Supangkat Pun Sempat Bikin Lagu Kangen Salatiga

Eddy Supangkat
Penulis & Pencipta Lagu (Foto: Derla Arfemintasya)
0 Komentar

EDDY Supangkat Sang Salatiga Mania. Ia merupakan penulis yang sangat mencintai kota kelahirannya yaitu Salatiga. Eddy Supangkat menyalurkan karya-karyanya melalui Buku dan Lagu. Ada lebih dari 10 buku yang ditulis oleh beliau dimana buku tersebut menceritakan tentang Kota Salatiga.

Kepada delik, Derla Arfemintasya dan Gerryn Mauretha Indrawan saat menyambangi kediaman penulis Buku Bis Esto: Sejarah Indah Transportasi di Salatiga, Eddy menceritakan Transportasi Salatiga dimulai dari Kota Salatiga yang hanya memakai transportasi tradisional, lalu menjadi transportasi bermesin.

“Esto menjadi perusahaan bis pertama yang ada di Kota Salatiga. Buku saya yang terakhir di tahun 2023 yaitu Buku Bis Esto itu merupakan sejarah transportasi bermesin pertama di Kota Salatiga. Selain itu, Bis Esto juga menjadi Perusahaan Terbesar di Karesidenan Semarang” ujar sang pencipta buku itu.

Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington

Lebih lanjut, Eddy menuturkan dalam tulisannya di awal halaman buku tersebut mengenai transportasi tradisional yang ada di Kota Salatiga sebelum munculnya Bis Esto, berupa Pedati, Dokar, dan Andong. Ketiga transportasi tersebut memiliki perbedaannya masing-masing walaupun secara fisik terlihat sama. Di buku tersebut ia menjelaskan bahwa perbedaannya Pedati ditarik oleh sapi untuk mengangkut barang sedangkan Dokar dan Andong ditarik oleh kuda untuk mengangkut penumpang.

“Setelah adanya transportasi tradisional, muncullah transportasi bermesin dimana Bis Esto merupakan perusahaan bis pertama di Kota Salatiga. Sebelumnya, orang-orang Belanda di Salatiga yang ingin berpergian dengan naik kereta api biasanya harus menaiki dokar terlebih dahulu hingga sampai di Stasiun Tuntang atau Stasiun Bringin. Namun setelah adanya mobil sewaan Kwa Tjan Ing (Pengusaha di Bidang Transportasi-red) di Salatiga kemudian beralih memakai jasa transportasi bermesin dengan beberapa alasan yang mendasari,” paparnya.

Eddy lalu menceritakan di tahun 1923 ada persewaan mobil kecil, truk, dan taksi. Lalu, Kwa Tjan Ing mengembangkan usahanya dengan membeli bis kecil, meninggalkan bisnis persewaan mobil dan berganti ke bisnis pengolaan bis yang diberikan nama ESTO, akronim dari Eerste Salatigasche Transport Onderneming alias perusahaan bis pertama di Kota Salatiga.

0 Komentar