Pengakuan Saksi Mata Saat Melihat Helikopter yang Diawaki Glen Malcolm Tewas Dibunuh KKB Papua

Pilot Helikopter milik PT. Intan Angkasa Air Service., Mr. Glen Malcolm Conning, (50 Tahun) berkebangsaan Sela
Pilot Helikopter milik PT. Intan Angkasa Air Service., Mr. Glen Malcolm Conning, (50 Tahun) berkebangsaan Selandia Baru. (Foto: Desius Termas)
0 Komentar

PAPUA Tengah pada Senin, 5 Agustus 2024. Salah satu saksi mata, Geoffrey Foster mengungkap kronologis kejadian itu.

Saksi mata juga merupakan seorang pilot berkebangsaan Selandia Baru. Kepala Hubungan Masyarakat Satgas Damai Cartenz 2024, Komisaris Besar Bayu Suseno mengatakan, saksi telah memberikan keterangannya kepada aparat.

“Saksi terbang dari Timika menuju Distrik Alama, Kabupaten Mimika,” ujar Bayu, Selasa, 6 Agustus 2024.

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

Dalam kesaksiannya kepada Satgas Damai Cartenz, dia mengaku melihat helikopter jenis IWN, MD.500 ER PK yang diawaki Glen Malcolm sudah mendarat di landasan. Saksi menyebut, baling-baling helikopter itu sudah tidak berputar.

“Saksi kemudian mengitari helikopter tersebut dengan jarak kurang lebih 1.000 kaki di atas permukaan tanah,” ucapnya. Kemudian saksi berniat turun untuk mendarat di samping helikopter korban.

Namun, ujarnya, ketika saksi mendarat dengan jarak sekitar sepuluh kaki, saksi melihat beberapa tas sudah berserakan. “Dan pilot terkulai di kursi dengan darah di sekujur tubuhnya,” kata Bayu.

Menurut keterangannya, saksi balik mundur dan tidak jadi mendarat di samping helikopter. Ia mengatakan, saksi juga mengaku melihat sekelompok orang berkumpul di depan rumah sakit yang sedang dibangun.

Adapun korban merupakan pilot helikopter milik PT Intan Angkasa Air Service. Ketika mendarat di Distrik Alama, Mimika, korban membawa enam penumpang. Di antaranya ialah Koraliak Gwijangge, Demianus Pakage, Naomi Kambu, dan Hasmaya yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan. Kemudian dua lainnya anak di bawah umur yakni F dan H.

“Kondisi seluruh penumpang dalam keadaan selamat dan sudah kembali ke rumah masing-masing,” ujarnya. Bayu mengungkapkan, para penumpang dilepaskan KKB lantaran penduduk asli Distrik Alama.

Bayu mengatakan, saat ini aparat dari TNI dan Polri sedang melakukan pengejaran terhadap KKB yang menyandera dan membunuh pilot asal Selandia Baru itu. Sementara untuk evakuasi korban, aparat masih menunggu cuaca stabil. (*)

0 Komentar