Gedung Putih Tanggapi Pernyataan Vladimir Putin Klaim Dukung Kamala Harris

Foto Kombinasi; Kamala Harris dan Vladimir Putin
Foto Kombinasi; Kamala Harris dan Vladimir Putin
0 Komentar

GEDUNG Putih menanggapi pernyataan yang dibuat oleh Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengeklaim bahwa ia mendukung Kamala Harris daripada Donald Trump dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada November mendatang.

John Kirby, penasihat komunikasi keamanan nasional Gedung Putih, menyatakan bahwa Putin “tidak seharusnya mendukung siapapun, baik satu pihak atau yang lain.”

“Satu-satunya pihak yang berhak menentukan siapa presiden berikutnya di Amerika Serikat adalah rakyat Amerika,” ujar Kirby kepada wartawan dalam sebuah pernyataan resmi Gedung Putih, dilansir Newsweek, Sabtu (7/9/2024).

Baca Juga:UMKM Dirugikan, Menkominfo Sebut Aplikasi TEMU Bahaya, Jangan Masuk ke IndonesiaJokowi: Tanggal Pelantikan 20 Oktober, Saat Itu Bapak Prabowo Milik Seluruh Rakyat Indonesia Bukan Gerindra

Kirby menambahkan bahwa AS akan “sangat menghargai” jika Putin “A. berhenti membicarakan pemilu kami, dan B. berhenti campur tangan di dalamnya.”

Putin sebelumnya menyatakan bahwa Rusia awalnya mendukung mantan Presiden Joe Biden, sebelum ia mundur dari pemilihan pada Juli. Namun, sekarang Rusia akan “mendukung” Kamala Harris.

“Saya mengatakan bahwa favorit kami, jika bisa disebut begitu, adalah Presiden Biden. Namun, ia sudah keluar dari persaingan, tapi ia meminta pendukungnya untuk mendukung Ibu Harris, jadi kami akan melakukan hal yang sama,” kata Putin di Forum Ekonomi Timur di Vladivostok pada Kamis lalu.

Kirby menanggapi beberapa jam setelah pemerintah Biden menuduh Moskow melakukan kampanye campur tangan dalam pemilu yang meluas.

Pemerintahan Biden juga menyita situs web yang dikelola Kremlin dan mendakwa dua karyawan jaringan media Rusia, RT, dengan tuduhan pencucian uang dan pelanggaran Undang-Undang Registrasi Agen Asing (FARA).

Jaksa Agung Merrick Garland mengatakan, “Pesan Departemen Kehakiman jelas: kami tidak akan menoleransi upaya rezim otoriter untuk mengeksploitasi sistem pemerintahan demokratis kami.” (*)

0 Komentar