Beberapa pemimpin lainnya juga diharapkan membuat pengumuman serupa, sebuah langkah yang dianggap sebagai cara untuk meningkatkan tekanan pada Israel agar mengakhiri perang di Gaza, yang telah berlangsung hampir dua tahun.
Menurut Deklarasi New York, “Gaza adalah bagian integral dari Negara Palestina dan harus disatukan dengan Tepi Barat. Tidak boleh ada pendudukan, pengepungan, pengurangan wilayah, atau pengusiran paksa.”
Namun, konteksnya tetap tegang dan tidak pasti. Sekitar tiga perempat dari 193 negara anggota PBB sudah mengakui negara Palestina yang dideklarasikan pada tahun 1988.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Tetapi, setelah dua tahun perang yang menghancurkan di Gaza, perluasan permukiman Israel di Tepi Barat, dan janji berulang oleh pejabat Israel untuk mencaplok wilayah tersebut, kekhawatiran semakin besar bahwa solusi dua negara semakin sulit dicapai.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah pada hari Kamis: “Kami akan memenuhi janji kami bahwa tidak akan ada negara Palestina.”
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mungkin akan terhalang untuk menghadiri pertemuan puncak di New York setelah otoritas AS memberi sinyal bahwa mereka akan menolak visanya.