WHO: 10.000 Jenazah Warga di Jalur Gaza Masih Tertimbun Reruntuhan Gedung Akibat Agresi Zionis

WHO: 10.000 Jenazah Warga di Jalur Gaza Masih Tertimbun Reruntuhan Gedung Akibat Agresi Zionis
Bendera Palestina berkibar dikelilingi puing-puing bangunan yang hancur pasca operasi militer Israel di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 06 Maret 2024. (EPA)
0 Komentar

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan sekurangnya ada 10.000 jenazah warga Palestina di Jalur Gaza yang masih tertimbun reruntuhan gedung-gedung yang ambruk akibat agresi zionis Israel.

“Diperkirakan masih ada 10.000 orang yang terkubur di bawah bangunan yang ambruk,” kata Direktur Regional WHO untuk kawasan Mediterania Timur Hanan Balkhi, Senin (26/5/2025).

Di samping itu, ia menyebutkan masih ada setidaknya 15.000 warga Gaza yang perlu dievakuasi untuk mendapat layanan kesehatan yang mendesak. “Saat ini sudah ada lebih dari 7.500 orang yang telah dievakuasi untuk penanganan medis,” ujarnya.

Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat

Dia juga menyatakan pihaknya terus meminta Israel supaya mengizinkan evakuasi warga Gaza yang memerlukan pertolongan medis.

“Kami juga terus meminta dan mendorong berulang kali supaya mengizinkan masuk truk … hampir 51 truk menunggu di perbatasan untuk masuk dengan semua bentuk bantuan,” kata dia.

Namun, menurut Balkhi, respons Zionis Israel terhadap berbagai desakan WHO supaya bantuan alat-alat medis dapat masuk ke wilayah kantong tersebut masih belum memuaskan.

“Komunikasi berlanjut, permohonan terus diajukan, tapi responsnya jauh dari memuaskan,” ucap Balkhi.

Pada 16 Mei, Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengumumkan operasi militer baru di Gaza bernama “Gideon’s Chariots” (Kereta perang Gideon). Operasi tersebut diklaim Israel bertujuan untuk sepenuhnya menghancurkan Hamas.

Pemimpin otoritas Zionis Benjamin Netanyahu, pada 18 Mei, mengumumkan bahwa pihaknya akan mengizinkan masuk bantuan pangan ke Gaza demi mencegah bencana kelaparan, namun dalam jumlah terbatas. Keputusan tersebut mengundang kecaman dunia.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengkonfirmasi bahwa hanya ada 9 truk bantuan yang diizinkan masuk wilayah kantong tersebut. Mereka menyebut bantuan kemanusiaan yang masuk pertama kali sejak Maret itu sekadar “setetes air di lautan”.

Baca Juga:Jumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way KananTom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan Kemenperin

Pada 18 Maret, Israel kembali melancarkan serangan ke Jalur Gaza, dengan alasan gerakan perlawanan Hamas menolak rencana gencatan senjata yang diusulkan Amerika Serikat dan berakhir pada 1 Maret.

Awal bulan itu, Israel juga memutus pasokan listrik ke instalasi penyulingan air laut di Gaza dan melarang masuknya truk-truk bantuan kemanusiaan.

0 Komentar