POLISI di bagian selatan India pada hari Sabtu (8/3) mengatakan telah menangkap dua laki-laki terkait tuduhan pemerkosaan beramai-ramai terhadap seorang perempuan warga negara Israel dan warga lokal temannya.
Pejabat polisi Ram L. Arasiddi mengatakan warga Israel dan operator homestay-nya sedang mengamati bintang bersama tiga wisatawan laki-laki – yaitu seorang warga negara Amerika dan dua orang India – di Koppal, di negara bagian kota di Karnataka, negara bagian di India selatan, pada Kamis malam (6/3).
Menurut penyelidikan awal, tiga laki-laki yang mengendarai sepeda motor mendekati mereka sambil meminta uang. Setelah berdebat, ketiga laki-laki itu mendorong tiga wisatawan laki-laki ke kanal terdekat dan melakukan pelecehan seksual terhadap dua perempuan yang bersama mereka.
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Salah seorang wisatawan India tenggelam dan mayatnya ditemukan pada hari Sabtu. Sementara wisatawan yang berkewarganegaraan Amerika dan seorang warga India lainnya berenang ke tempat yang aman.
Koppal berjarak sekitar 350 kilometer dari Bengaluru, pusat perusahaan rintisan dan teknologi di India.
Arasiddi mengatakan pihaknya pada hari Sabtu langsung membentuk tim investigasi khusus yang menangkap dua dari ketiga tersangka. Keduanya sedang diselidiki atas dugaan percobaan pembunuhan, pemerkosaan berkelompok, dan perampokan.
Kantor berita Associated Press umumnya tidak mengidentifikasi korban kekerasan seksual.
Kekerasan seksual terhadap perempuan sudah menjadi hal yang biasa di India. Biro Catatan Kejahatan Nasional mencatat 31.516 kasus pemerkosaan pada tahun 2022, meningkat 20% dari tahun 2021.
Angka sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi karena stigma seputar kekerasan seksual dan kurangnya kepercayaan korban terhadap polisi.
Amandemen Undang-Undang
Pemerkosaan dan kekerasan seksual telah menjadi sorotan sejak pemerkosaan berkelompok dan pembunuhan brutal seorang mahasiswi berusia 23 tahun di sebuah bus di New Delhi pada tahun 2012.
Serangan itu memicu demonstrasi besar-besaran dan mengilhami para anggota parlemen untuk memerintahkan pembentukan pengadilan jalur cepat khusus untuk kasus pemerkosaan dan memperberat hukuman.
Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis
Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2013, badan legislatif India mengamandemen UU Pemerkosaan yang menyatakan tindakan penguntitan dan kelainan seksual voyeurisme sebagai kejahatan yang dapat dijatuhi hukuman. Amandemen itu juga menurunkan usia seseorang dapat diadili sebagai orang dewasa dari 18 menjadi 16 tahun.