KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa dari 128 cekungan minyak dan gas (migas) yang ada di Indonesia, sekitar 53% atau 68 cekungan belum pernah dieksplorasi sama sekali.
Sekretaris Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Maompang Harahap, menyatakan bahwa cekungan-cekungan ini menyimpan potensi cadangan minyak sebesar 2,41 miliar barel dengan perkiraan masa produksi mencapai 11 tahun.
Selain itu, cadangan gas bumi diperkirakan mencapai 35,3 triliun cubic feet (TCF) dengan masa produksi sekitar 15 tahun.
Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya
Maompang menegaskan bahwa angka-angka tersebut menunjukkan potensi besar yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi migas domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor. Dari 166 Wilayah Kerja Migas (WK Migas) yang ada, 104 sudah dalam tahap produksi, sementara 62 lainnya masih dalam tahap eksplorasi.
Hal ini menunjukkan bahwa eksplorasi terus berlangsung untuk menemukan cadangan baru dan memperpanjang usia produksi di lapangan yang sudah ada.
Diperkirakan pada periode 2027 hingga 2028, akan terjadi peningkatan produksi gas bumi yang signifikan, terutama dari lapangan-lapangan seperti Geng North, IDD Gandang Gendalo, dan Andaman.
Geng North: Diproyeksikan akan menghasilkan tambahan produksi sebesar 1.000 MMSCFD dengan cadangan mencapai 4,1 TCF, dan mulai berproduksi pada tahun 2027.
IDD Gandang Gendalo: Dengan target produksi 4.900 MMSCFD dan cadangan 6,3 TCF, lapangan ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi gas nasional.
Andaman: Meskipun masih dalam tahap eksplorasi, lapangan ini diperkirakan memiliki potensi produksi sebesar 527 MMSCFD dengan cadangan sekitar 10 TCF.
Namun, pengembangan lapangan gas baru ini dihadapkan pada sejumlah tantangan seperti perizinan, ketersediaan infrastruktur, dan fluktuasi harga energi global. Maompang menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan perusahaan migas, termasuk pengeboran eksplorasi yang menargetkan prospek besar serta kolaborasi dengan pemain besar dunia seperti EOG Resources dan CNPC.
Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo
Eksplorasi lebih lanjut diharapkan akan menemukan cadangan migas baru, yang dapat meningkatkan produksi migas nasional dan memperpanjang masa depan industri migas di Indonesia. (*)