RUSIA mengklaim ada 4 dari 10 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi tentara bayaran Ukraina dan tewas saat perang sejak Februari 2022. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) merespons klaim tersebut.
“Informasi tersebut perlu didalami lebih lanjut,” kata Juru Bicara Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (15/3).
Data Kementerian Pertahanan Rusia yang dirilis oleh Kedutaan Besar Rusia di Jakarta pada Jumat, 15 Maret 2024, mengungkap Rusia mengklaim ada 10 WNI yang menjadi tentara bayaran asing yang terlibat dalam perang di Ukraina sejak Februari 2022.
Baca Juga:Rencana Menkominfo Bertemu Perwakilan Platform Digital TikTok di Indonesia: Soal Keamanan DataTPN Ganjar-Mahfud Siapkan Saksi Sidang Sengketa Hasil Pilpres 2024, Kapolri: Ada Isu Saksi dari Kapolda, Kita Tunggu Saja
Data tersebut berupa tabel jumlah “tentara bayaran asing di Ukraina” yang dirilis di kanal Telegram dan akun media sosial X resmi milik Kedutaan Besar Rusia. Jumlah tersebut dibagi dalam kategori masing-masing negara dan benua.
“Kementerian Pertahanan Rusia @mod_russia terus mencatat para tentara bayaran asing yang memasuki Ukraina untuk berpartisipasi dalam pertempuran,” kata Kedutaan Besar Rusia dalam sebuah cuitan yang telah dihapus per Jumat petang, dipantau delik pukul 16:16 WIB.
Terdapat total 13.387 orang “tentara bayaran” yang memasuki Ukraina sejak Rusia menginvasi negara itu pada 24 Februari 2022, menurut data itu. Sebanyak 5.962 di antaranya disebut telah tewas.
Benua Eropa disebut memiliki total 8.112 tentara bayaran di Ukraina, sementara Amerika sebanyak 3.051 orang, Asia sebanyak 1.898 orang, Afrika sebanyak 249 orang, dan Australia dan Oseania dengan angka paling sedikit per benua yaitu 77 orang.
Indonesia, yang dikelompokkan dalam kategori benua “Australia dan Oseania”, disebut memiliki 10 WNI sebagai tentara bayaran di Ukraina. Empat dari 10 WNI tersebut dikatakan sudah tewas.
“Polandia menjadi penyumbang tentara bayaran paling banyak, yakni sekitar 2.960 memasuki Ukraina dan sekitar 1.497 dihancurkan,” kata kedutaan Rusia.
Lalu M Iqbal menyebut data-data yang diungkapkan perlu ditanyakan ulang kepada Rusia.
Baca Juga:Menko Polhukam: Ada Gerakan Tolak Hasil Pemilu 2024, Masih Skala KecilAnggota Komite HAM PBB Pertanyakan Netralitas Presiden Jokowi dalam Pilpres 2024, Siapa Bacre Waly Ndiaye?
“Silakan bertanya kepada Rusia mengenai data yang mereka miliki,” kata Iqbal.
Berdasarkan data yang diungkapkan Rusia, sedikitnya 13.387 ‘tentara bayaran’ telah bertolak ke Ukraina untuk bertempur demi Kyiv. Dari jumlah itu, sebanyak 5.962 di antaranya dikonfirmasi telah tewas dibunuh.
Rusia mengklaim Polandia merupakan negara dengan jumlah ‘tentara bayaran’ terbesar, yaitu 2.960 orang. Lebih dari separuhnya, 1.497 orang, tewas dalam pertempuran.