GUBERNUR Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X turut menanggapi sejumlah kampus yang mengkritik Presiden Jokowi.
Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bahwa ia tak mempermasalahkan sikap sejumlah kampus yang khususnya di Yogyakarta telah menyebut presiden Jokowi telah menyimpang dari proses kenegaraannya sehingga mengakibatkan kemunduran demokrasi.
“Ya nggak apa-apa, wong itu urusan akademisi, jangan tanya saya,” ucap Sri Sultan Hamengku Buwono X kepada awak media di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (2/2).
Baca Juga:Deklarasi ‘Tandingan’ 17 Alumni dan Akademisi Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-Indonesia Sebut Proses Pemilu DemokratisSambangi Cirebon, Ridwan Kamil Target 60 Persen Suara untuk Prabowo-Gibran di Jawa Barat
Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai bahwa kritik kepada presiden Jokowi dari civitas akademika salah satunya UGM tersebut merupakan ranah pendidikan dan otonomi kampus.
“Itu kan otonom (kampus). Otonom ya terserah aja, aspirasi kok, demokratisasi kok,” tutur Sultan.
Sikap yang dilakukan oleh para civitas akademika yang termasuk UGM tersebut merupakan salah satu bagian dari demokratisasi di Indonesia.
Sultan kemudian merespon pertanyaan selanjutnya tentang sejauh mana pemerintah menanggapi kritik tersebut.
Sultan meminta kepada pihak kampus dan civitas akademika untuk tidak perlu takut dalam menyuarakan aspirasinya.
“Nggak apa-apa, sekarang hanya bagaimana pemerintah menanggapi aja. Seperti itu saja nggak usah takut,” tegasnya. (*)