ORGANISASI Kesehatan Dunia WHO menyebut tuduhan Israel terhadap Badan Pengungsi Palestina PBB UNRWA sebagai “pengalihan” dari serangan gencar di Gaza. Itu sebabnya, WHO mendesak negara donor kembali melanjutkan pendanaan ke badan itu.
“Pembahasan yang terjadi saat ini lebih kepada pengalihan dari apa yang terjadi setiap hari, setiap jam di Gaza,” kata juru bicara WHO Christian Lindmeier dalam arahan pers di Jenewa, Selasa, 30 Januari 2024.
Lindmeier merujuk pada tuduhan baru-baru ini oleh Tel Aviv terhadap beberapa staf UNRWA bahwa mereka terlibat dalam serangan lintas batas di Israel oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.
Baca Juga:Sidang Perdana Anggi Pembajak Paket Shopee Express, Didampingi Posbakum PN Jakarta SelatanPolisi Malaysia Selidiki Kasus Dugaan Pembunuhan WNI di Petaling Jaya Selangor
Ia mengatakan, tuduhan tersebut harus diselidiki, sehingga tidak menjadi “pengalih perhatian” dari tindakan-tindakan yang menghalangi akses seluruh negara untuk memberikan bantuan makanan, air, dan listrik ke Gaza.
Hal itu juga mengalihkan perhatian dari “serangan terus menerus” terhadap warga Palestina di Gaza, bahkan di tempat yang dinyatakan aman, seperti di “penampungan, sekolah, rumah sakit,” yang sebelumnya dinyatakan Israel aman.
Setidaknya ada 12 negara yang menghentikan pendanaan ke UNRWA seperti Jerman, Swiss, Italia, Kanada, Finlandia, Australia, Inggris, Belanda, Amerika Serikat, Prancis, Austria dan Jepang.
Sementara UNRWA menyatakan telah mengakhiri kontrak dengan beberapa staf setelah adanya tuduhan Israel tersebut.
Israel melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 26.637 warga Palestina dan melukai 65.387 orang. Hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.
Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB. (*)