CAPRES nomor urut 2, Prabowo Subianto, bicara mengenai pesawat hingga kapal bekas yang dipakai Presiden RI pertama Ir Sukarno ketika menghadapi Irian Barat. Hal itu disampaikan Prabowo ketika menjawab pertanyaan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo.
“Data data yang Bapak ungkapkan mengenai pesawat bekas, saya ingatkan, Bung Karno waktu menghadapi Irian Barat seluruh alatnya bekas, Pak Ganjar. Bung Karno seluruh pesawat terbang, kapal selam, cruiser destroyer, semuanya bekas,” ujar Prabowo dalam debat pilpres yang diselenggarakan KPU, Minggu (7/1).
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto meminta capres nomor urut 2 Prabowo Subianto melakukan koreksi terhadap pernyataannya di debat ketiga Pilpres 2024 terkait penggunaan alat bekas saat operasi Irian Barat di era Presiden Sukarno (Bung Karno). Dia mengatakan hal itu tidak benar.
Baca Juga:Anies Ingin Kuasai Panggung, Pernyataan Menlu Jawab Kritik Anies Soal Isu Kebijakan Luar Negeri5 Keputusan Bagi yang Ingin Melakukan Pekerjaan Hebat di Tahun 2024
Hal itu disampaikan Hasto dalam konferensi pers di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/1). Hasto menilai pernyataan Prabowo perlu dikoreksi.
“Jadi, tidak ada yang bekas sehingga kami harapkan Pak Prabowo melakukan koreksi atas pernyataannya tadi malam,” kata Hasto dalam keterangan pers sebagaimana dikutip, Selasa (9/1).
Hasto mengatakan Indonesia memiliki alutsista yang luar biasa di era Sukarno. Hasto juga bicara langkah Indonesia menggelar Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok meski belum lama merdeka.
“Apa yang disampaikan Pak Prabowo bahwa peralatan-peralatan, alat-alat kita itu adalah bekas, itu tidak benar. Kita tahu bahwa saat itu kita belum lama merdeka. Lalu pada 1955, kita sudah mengadakan Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok,” ujarnya.
Hasto mengatakan pemerintah di era Bung Karno membangun pertahanan berdasarkan kesadaran geopolitik. Hasto juga menyebut Indonesia mengirimkan kapal selam untuk membantu Pakistan.
“Kita kirim kapal selam kelas Whiskey mengapa? Karena Bapak Bangsa Pakistan Muhammad Ali Jinnah itu membantu Indonesia dengan resolusi jihad pada 10 November 1945,” jelasnya.
“Begitu banyak pasukan-pasukan dari Gurgha yang kemudian mendukung Indonesia lewat seruan Bapak Bangsa Pakistan tersebut sehingga kita memberikan sumbangsih, maka Bung Karno mendapat gelar pendekar dan pembebas bangsa Islam,” sambung dia.
Baca Juga:Franz Beckenbauer, ‘Der Kaiser’ Legenda Libero Meninggal di Usia 78 TahunSebuah Peringatan: Donald Trump dan 2024
Hasto menjelaskan alutsista baru yang digunakan pada era Sukarno berasal dari Yugoslavia. Dia menyebut alutsista itu juga dikirim Sukarno untuk membantu perjuangan Aljazair.