Altun sendiri mengkritik keputusan AS tentang pilihan Ankara untuk membeli sistem pertahanan rudal udara, dengan mengatakan mereka mengabaikan Ankara adalah yang pertama mendekati AS untuk pengadaan sistem Patriot.
“Mengingat Turki berada di salah satu wilayah paling berbahaya dan tidak stabil di dunia, dan ancaman yang dihadapi Turki tidak hilang secara ajaib dengan penolakan Washington, Ankara harus mencari alternatif,” terang Altun, mengingat mantan Presiden AS Donald Trump mengakui masalah tersebut.
“Turki tidak punya pilihan untuk membeli Patriot. Turki masih ingat bagaimana sekutu kami menarik baterai Patriot dari Turki, selama beberapa periode paling tegang dalam hubungan Turki-Rusia. Berdasarkan pengalaman, rakyat Turki tidak lagi menganggap serius janji informal apa pun oleh Barat untuk memasok Patriot,” ungkap Altun.
Baca Juga:Rusia Tuding Komandan Batalion Nasional Ukraina Organisir Penjarahan MassalRoskomnadzor Blokir Google News, Dianggap Sebarkan Informasi Palsu Soal Operasi Militer Rusia di Ukraina
“Penghapusan yang melanggar hukum Turki dari program F-35 karena pertimbangan politik (yang AS belum secara resmi dan sah memberi tahu Turki), membuat sulit untuk menganggap serius ‘pemulihan kembali Turki,’” tukasnya.
Altun juga mengatakan, adalah tanggung jawab Barat dan AS untuk menormalkan hubungan dengan Turki.
“Krisis Ukraina telah menunjukkan, penilaian geopolitik dari mereka yang meremehkan kepentingan strategis Turki, mengklaim NATO ‘mati otak’ dan berpikir perbatasan nasional tidak lagi menjadi bahan diskusi adalah salah arah,” tulis Altun.
Turki mengharapkan untuk diperlakukan oleh Barat sebagaimana mestinya, kata Altun, menambahkan: “Ini akan membutuhkan langkah-langkah membangun kepercayaan, bukan yang disebut proposal informal, untuk memperbaiki hubungan.” (*)