Ekonom Cemas Kebijakan Tarif Trump Pemicu Badai PHK di Indonesia

Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Presiden Amerika Serikat Donald Trump
0 Komentar

KEBIJAKAN tarif dagang baru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat khawatir sejumlah pengamat ekonomi di Indonesia. Tarif dasar impor, serta tarif timbal balik atau reciprocal tariffs ,yang ditetapkan oleh regulator Amerika Serikat bisa berdampak negatif terhadap perekonomian, bahkan sektor ketenagakerjaan.

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengungkapkan pangsa pasar ekspor Indonesia ke AS mencapai 10,3 persen secara tahunan. Pangsa tersebut merupakan yang terbesar kedua setelah ekspor Indonesia ke Cina.

Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi INDEF Andry Satrio Nugroho menyebut tarif impor baru yang dibuat Trump bisa mempengaruhi nasib jutaan tenaga kerja domestik.

Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan

Pelaku ekspor komoditas unggulan—seperti tekstil, alas kaki, elektronik, furnitur, dan produk pertanian—akan terkena biaya yang tinggi. Padahal, sudah lebih dari 30 pabrik di sektor tekstil dan turunannya yang tutup selama tiga tahun terakhir.

“Jika pemerintah terus diam, kita bukan hanya kehilangan pasar utama, tapi juga akan muncul badai pemutusan hubungan kerja (PHK) lanjutan yang jauh lebih besar,” ujar Andry dalam keterangan tertulis, Kamis, (3/4).

Trump mengumumkan kebijakan tarif impor pada Rabu, 2 April lalu. Dia menerapkan tarif minimal 10 persen terhadap semua produk yang masuk ke AS dari semua negara. Amerika akan mengenakan tarif 32 persen terhadap komoditas impor dari Indonesia, negara urutan ke-8 yang mendapat tarif terbesar.

Adapun tarif tambahan atau timbal balik yang kini dipatok lebih tinggi diklaim Trump sebagai balasan terhadap beberapa negara mitra dagang, termasuk Indonesia. Tarif tambahan pada produk-produk asal Indonesia diprediksi bisa memicu penurunan ekspor Indonesia ke AS.

Senada dengan Andry, Dosen Departemen Ekonomi Universitas Andalas Syafruddin Karimi menyebut tarif 32 persen dari Trump bakal menurunkan daya saing ekspor secara drastis, terutama di sektor padat karya. Produk-produk seperti tekstil, furnitur, dan alas kaki sangat bergantung pada harga kompetitif di pasar AS.

“Tarif setinggi ini akan menaikkan harga jual, mendorong buyer berpaling ke negara lain, dan memicu risiko PHK massal di dalam negeri,” ujarnya.

0 Komentar