KETEGANGAN di Arktik memanas, dan langkah militer Amerika Serikat (AS) terbaru memperjelas wilayah Denmark tersebut sekarang menjadi medan pertempuran yang berpengaruh. Beberapa hari yang lalu, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio mengungkapkan, pihaknya “baru saja mengamati aktivitas beberapa pesawat militer Rusia di Arktik.”
Tidak ada rincian tentang jenisnya, tidak ada hal spesifik, hanya cukup untuk membuat orang heran dan mengerahkan jet tempur. Meskipun pesawat Rusia tidak pernah melanggar zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Alaska atau Kanada, kehadiran mereka memicu respons langsung.
Dua pesawat CF-18 dari Royal Canadian Air Force, dua F-35A USAF, sebuah E-3 AWACS, dan sebuah tanker KC-135 bergerak untuk membayangi formasi tersebut. Secara resmi, NORAD (Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara) mengecilkan kejadian tersebut, dengan menyatakan bahwa aktivitas Rusia “tidak dianggap sebagai ancaman.”
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Namun, apa yang terjadi selanjutnya sulit untuk diabaikan, yaitu dua jet F-16 segera dikerahkan ke Greenland. Pernyataan resminya? Sebuah “perjanjian standar dengan Greenland untuk memperkuat kehadiran NORAD di Arktik. Realitanya? Sebuah perebutan kekuasaan.
Beberapa pekan yang lalu, kehadiran F-16 di sana tidak akan menjadi berita utama. Namun, semuanya berubah setelah terpilihnya kembali Presiden Donald John Trump. Greenland kembali menjadi incaran Washington, dan kali ini, taruhannya bahkan lebih tinggi.
Arktik pun menghangat, baik secara harfiah dan geopolitik. Es yang mencair membuka jalur pelayaran baru, endapan mineral, dan pijakan strategis. China juga mengetahuinya. Beijing telah menggelontorkan investasi ke infrastruktur dan sektor pertambangan Greenland, sebuah langkah yang telah memicu kekhawatiran di Washington.
Namun, Denmark tidak senang. Ketika Trump pertama kali melontarkan gagasan untuk membeli Greenland, hal itu dianggap sebagai lelucon. Sekarang, gagasan itu kembali, dan kali ini, gagasan itu berbobot.
Percakapan baru-baru ini antara Trump dan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen dilaporkan “menegangkan.” Menurut Financial Times, tekanan ekonomi masih mungkin terjadi dan sanksi bisa jadi yang berikutnya.
Bulgarian Military melaporkan, penempatan F-16 ke Greenland masuk akal secara operasional dan taktis karena beberapa alasan utama. Sebagai pesawat tempur multiperan yang sangat serba guna, F-16 menawarkan perpaduan antara kecepatan, jangkauan, dan kemampuan beradaptasi yang selaras dengan tuntutan operasi Arktik.