Jejak Fort De Hersteller di Fort Hock Salatiga

Benteng Hock tahun 1925 kini Satlantas Polres Salatiga (Dinpersip Salatiga)
Benteng Hock tahun 1925 kini Satlantas Polres Salatiga (Dinpersip Salatiga)
0 Komentar

Selanjutnya, Mr. Hock mendesain bangunan dengan gaya arsitektur yang menggabungkan historisme, empire, dan romantisme.

Hal ini dapat terlihat dari detail bangunan seperti daun pintu, pilar-pilar, dan lengkungan yang menghubungkan pilar-pilar tersebut.

Pasca Perang Diponegoro (1825–1830), Fort Hock tidak digunakan sebagai benteng pertahanan militer lagi, melainkan sebagai tempat tinggal para tentara militer. Sama fungsi seperti Benteng Willem I di Ambawara yang digunakan sebagai barak militer dan tempat penyimpanan logistik.

Baca Juga:Slow Living di Kota SalatigaSong Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar Surat

Benteng Hock terletak di Jalan Diponegoro Kota Salatiga. Bangunan yang bagian bawahnya berupa bebatuan, memiliki pintu dan jendela yang lebar. Ketinggian pintunya berkisar 6 meter, sedangkan jendelanya 3 meter.

Dari luar bangunan ini terlihat 24 pilar besar yang terbuka. Sedangkan pilar lainnya telah terhubung dengan dinding atau tembok.

Ia terlihat kokoh seperti dengan ornamen pilar-pilar, lengkungan, tinggi besar, dan lubang angin yang unik.

Selain itu, juga terdapat dekorasi dibagian atas pada beberapa pilar induk, dan atap bangunan berbentuk perisai dengan plafon kayu jati.

Mengutip di laman milik Pemerintah Kota Salatiga, benteng ini adalah bukti kehadiran Tionghoa di wilayah tersebut pada abad ke-18 dan merupakan bagian integral dari sejarah dan keberagaman budaya kota.

Benteng Hock adalah struktur batu bata yang megah, dengan arsitektur Tionghoa yang khas. Meskipun benteng ini telah mengalami perubahan dan restorasi seiring berjalannya waktu, warisan sejarahnya tetap hidup dalam detail arsitekturalnya.

Benteng Hock merupakan Bangunan Cagar Budaya (BCB) milik Satlantas Polres Salatiga ini.

0 Komentar