Universitas Diponegoro Bantah Pemberitaan Dokter PPDS Tewas Bunuh Diri Bukan Akibat Perundungan

Dokter muda yang diduga bunuh diri akibat menerima perundungan dari senior. - (X/Ist)
Dokter muda yang diduga bunuh diri akibat menerima perundungan dari senior. - (X/Ist)
0 Komentar

UNIVERSITAS Diponegoro (Undip) menanggapi kasus meninggalnya dokter yang juga mahasiswi program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Anestesi berinisial ARL (30) yang diduga melakukan bunuh diri. Undip membantah adanya dugaan perundungan terhadap ARL.

Kepala UPT Humas Undip Tami Setyowati menyatakan, berdasarkan investigasi internal yang telah dilakukan, tidak ditemukan indikasi perundungan terhadap dokter muda tersebut. Utami menjelaskan, ARL adalah mahasiswi yang sangat berdedikasi dalam pekerjaannya dan bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Kardinah, Kota Tegal.

“Terkait pemberitaan mengenai dugaan perundungan yang berhubungan dengan kematian almarhumah, investigasi internal kami menunjukkan hal tersebut tidak benar,” kata Tami, Kamis (15/8/2024).

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

Tami menekankan, ARL mengambil tindakan bunuh diri karena selama ini menderita penyakit dan memiliki masalah keluarga. Namun, ia tidak dapat mengungkap rincian medis dan privasi korban, tetapi menurutnya selama menempuh pendidikan korban mengalami masalah kesehatan.

Pihak Program Studi Anestesi selalu memantau kondisi kesehatan ARL dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mendukungnya selama proses pendidikan.

“Almarhumah memiliki masalah kesehatan yang berpotensi memengaruhi proses belajarnya. Berdasarkan kondisi kesehatannya, almarhumah sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri,” ungkapnya.

Setelah insiden tersebut, Tim Fakultas Kedokteran Undip bersama tim dari RSUP dr Kariadi telah bertemu dengan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Azhar Jaya, untuk memberikan klarifikasi.

“Kami telah memberikan klarifikasi terkait hal-hal yang dipertanyakan. Undip siap berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk klarifikasi lebih lanjut, diskusi, dan penanganan yang diperlukan,” ungkapnya.

Utami juga menambahkan bahwa Undip, termasuk Fakultas Kedokteran, telah menerapkan gerakan “zero bullying” yang dipantau secara aktif oleh Tim Pencegahan dan Penanganan Perundungan dan Kekerasan Seksual pada Fakultas Kedokteran Undip sejak 1 Agustus 2023.

Diberitakan sebelumnya, ARL ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di daerah Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang pada Senin (12/8/2024). Korban diduga meninggal karena bunuh diri dengan menyuntikkan cairan obat ke tubuhnya. Di sekitar korban ditemukan sisa obat yang disuntikkan melalui lengannya. Polisi masih menyelidiki penyebab ARL mengambil langkah tragis ini, termasuk kemungkinan adanya perundungan dari dokter senior. (*)

0 Komentar