Surat Kabar Hindia Belanda Soroti Gempa Sumedang di Tahun 1955

Surat Kabar Hindia Belanda Soroti Gempa Sumedang di Tahun 1955
Potongan berita gempa Sumedang (istimewa).
0 Komentar

GEMPA mengguncang wilayah Sumedang kota hingga tiga kali. Gempa pertama terasa di Kabupaten Sumedang pukul 14.35 WIB dengan kekuatan gempa mencapai M 4.1. Kemudian, gempa susulan 3.4 magnitudo terjadi pukul 15.38 WIB. Gempa M 4.8, paling terasa dahsyat dan berlangsung cukup lama terjadi Minggu malam, pukul 20.34 WIB.

Selasa 2 Januari 2024, sebuah gempa susulan kembali terjadi di wilayah ini. Hanya ada satu wilayah yakni Sumedang saja yang merasakan gempa susulan ini.

Dilansir dari BMKG, gempa pada Selasa, 2 Januari 2024 ini terjadi pukul 14:35:22 WIB. Kekuatan gempa tidak sebesar sebelumnya, gempa susulan ini memiliki kekuatan 2.7 SR. Untuk gempanya sendiri berada di darat dan memiliki kedalaman 10 km.

Baca Juga:Utang Pemerintah Tembus Rp 8.000 triliun, Begini RinciannyaGapura Taman Pataraksa Sumber Ambruk, Begini Penjelasan DLH Pemerintah Kabupaten Cirebon

Dalam catatan sejarah di Kabupaten Sumedang, gempa  juga pernah terjadi pada sekitar 1955. Seperti yang dikabarkan oleh sejumlah surat kabar Hindia Belanda kala itu, salah satunya yakni Algemen Dagblad yang terbit pada Selasa, 16 Agustus 1955.

“Een serie aardschokken heeft grote vernielingen aangericht In de plaats Soemedang in West-Java. De eerste van de tien aardschokken werd gevoeld om half elf Zondegochtend en de laatste om negen uur Maandagochtend. Een groet deel van Soemedang, een plaats van 12.400 Inwoners, 32 km ten oosten van Bandoeng, is vernield. Bijna 200 gebouwen werden vernietigd of beschadigd. Er deden zich geen persoonlijke ongelukken voor”

Di sana tertulis bahwa serangkaian gempa bumi terjadi sebanyak 10 kali di Sumedang. Dari rentetan gempa yang terjadi getaran pertama dirasakan pada Minggu sekitar pukul 10.30 pagi. Sementara getaran yang terakhir pada keesokan harinya atau Senin pagi sekitar pukul 09.00 WIB.

Akibat gempa itu, sedikitnya 200 bangunan hancur atau rusak. Di sana juga disebutkan bahwa penduduk Sumedang kala itu berjumlah 12.400 jiwa.

Berita dengan judul Ernstige Aardbeving op West (Gempa Parah Terjadi di Barat) tersebut tidak menyebutkan terkait korban manusia.

Hal serupa diberitakan oleh surat kabar Het Vrije Volk yang juga sama terbit pada Selasa 16 Agustus 1955. Dalam beritanya diberi judul Aardbeving op JAVA atau Gempa Bumi di Jawa.

Data terkait kerusakan bangunan disebutkan sedikit detail dalam pemberitaan surat kabar ini. Sedikitnya ada sebanyak 38 bangunan mengalami kerusakan total.

0 Komentar