Silaturahmi dengan Muslimat NU, Puan Maharani Ingin Mengikuti Jejak Bung Karno

Silaturahmi dengan Muslimat NU, Puan Maharani Ingin Mengikuti Jejak Bung Karno
Puan saat tiba di Ponpes Da’arut Thayyibah, Sumenep.
0 Komentar

PUAN Maharani sekaligus mengaku bangga bisa bersilaturahmi dengan keluarga NU di Ponpes Da’arut Thayyibah, Sumenep. Ia menyatakan ingin mengikuti jejak kedekatan sang kakek dengan NU sejak era kemerdekaan dulu.

“Saya datang untuk meneruskan silaturahmi Bung karno dengan warga Nahdliyin, khususnya Muslimat NU. Ini pertemuan pertama, Insya Allah bukan yang terakhir,” ungkapnya, Kamis (3/3/2022).

Puan bangga bisa bersilatuhrami dengan Nyai dan para Muslimat. “Ini seperti datang ke rumah saya. Dengan silaturahmi ini saya minta doa kepada yang hadir agar Indonesia ke depan jadi lebih baik,”  ungkap Puan.

Baca Juga:Polda Metro Jaya Resmi Tahan Politisi Golkar Azis SamualResmi, Kajari Cirebon Hentikan Penuntutan Perkara Pidana Nurhayati

Ketua DPR ini pun memuji peran Muslimat NU dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan cita-cita nasional secara mandiri.

Apalagi Muslimat NU bergabung bersama elemen perjuangan perempuan lainnya, terutama organisasi yang tergabung dalam Kongres Wanita Indonesia (Kowani), sebuah federasi organisasi wanita tingkat nasional.

“Visi dari Muslimat NU adalah untuk mewujudkan masyarakat sejahtera berkualitas, dijiwai ajaran Islam Ahlusunnah Wal Jama’ah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diridhoi Allah SWT,” sebutnya.

Puan juga menyinggung konsistensi NU yang sejak lahir sampai sekarang menjadi salah satu benteng utama Pancasila dan NKRI. Hal tersebut termuat dalam deklarasi tentang hubungan Pancasila dengan Islam yang dirumuskan sejumlah Kiai pada Musyawarah Nasional Alim Ulama NU tahun 1983 di Sukorejo, Situbondo. “Deklarasi tersebut kemudian ditetapkan pada Muktamar 1984 dalam bentuk penerimaan Pancasila sebagai asas organisasi dengan menyatakan ‘Indonesia sebagai negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dan ini merupakan bentuk final’,” jelas Puan.

“NU menjadi ormas pertama yang menerima Pancasila sebagai asas organisasi menegaskan bahwa Pancasila Nu adalah mu’ahadah wathaniyah (kesepakatan kebangsaan),” lanjut perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR ini.

Menurut Puan, hubungan harmonis serta kedekatan antara kaum nasionalis dan golongan Islam inilah yang menjadi salah satu faktor penting masih berdiri tegaknya Indonesia.

Terutama di tengah banyaknya upaya mempertentangkan antara agama dan negara, antara golongan Islam dan golongan nasionalis. Bahkan upaya-upaya mempertentangkan negara Pancasila dengan negara Khilafah.

0 Komentar