Sepatunya Dikenal Sejak Hindia Belanda, Tomas Bata Datang ke Indonesia, Tutup Pabrik di Purwakarta

Pabrik sepatu Bata di Purwakarta. FOTO/Dok PT Sepatu Bata
Pabrik sepatu Bata di Purwakarta. FOTO/Dok PT Sepatu Bata
0 Komentar

PT Sepatu Bata Tbk mengumumkan secara resmi menghentikan aktivitas produksi pabrik mereka di Purwakarta, Jawa Barat. Aktivitas pabrik resmi berhenti pada 30 April 2024 sebagaimana dilansir dalam laman keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).Corporate Secretary BATA, Hatta Tutuko menyampaikan, keputusan menutup aktivitas pabrik sejalan dengan Keputusan Direksi yang sebelumnya telah disetujui berdasarkan Keputusan Dewan Direksi pada 29 April 2024.

Dia mengatakan, perusahaan telah berupaya selama empat tahun terakhir namun tetap mengalami kerugian.

“Perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta, karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di pabrik Purwakarta terus menurun dan kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia,” kata Hatta dikutip Minggu, (5/5/2024).

Baca Juga:Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RATKasus Bunuh Diri Brigadir RAT, Ditemukan Luka di Kepala dari Pelipis Kanan dan Kiri, Dugaan Masalah Pribadi

Kerugian itu diiringi tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat, sementara sektor bisnis tetap tidak dapat pulih.

Perusahaan mencatat penurunan penjualan sebesar 49 persen, dari Rp931,27 miliar pada 2019 menjadi Rp459,58 miliar pada 2020. Imbasnya, kerugian perusahaan pada 2019 sebesar Rp23,44 miliar jadi melonjak Rp177,76 miliar sepanjang 2020.

Hingga 2023, perusahaan sepatu itu masih mencatat minus pada rapor keuangan mereka. Berdasarkan laporan keuangan yang diunggah perusahaan pada Keterbukaan Informasi BEI, mereka menoreh kerugian sebesar Rp188,41 miliar pada 2023.

Kerugian ini naik hingga 75,83 persen atau sekitar Rp81,12 miliar dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp107,15 miliar.

Di sisi lain, penjualan total selama tahun 2023 juga mengalami penurunan 5,2 persen menjadi Rp609,61 miliar.

“Keputusan ini membuat perusahaan tidak bisa lagi menjalankan kegiatan produksi di pabrik yang terletak di Purwakarta,” jelas Hatta.

Dalam sejarahnya, di kota Zlín, Ceko, Tomas Bata bersama saudara-saudarinya Antonin dan Anna mendirikan sebuah pabrik sepatu. Pada 24 Agustus 1894, Tomas baru berusia 18 tahun. “Tahun 1894, saudaraku Antonin mendaftarkan namanya dalam bisnis pembuat sepatu di Zlin,” aku Tomas seperti dikutip buku Knowledge in Action: The Bata System of Management (1992).

Baca Juga:Anggota Satlantas Polresta Manado Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak Bagian KepalaAnalisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan Contraflow

Buku Thomas John Bata dan Sonja Sinclair, Bata: Shoemaker to the World (1990), menyebut mereka memulai usahanya dengan modal $350 dari ibu mereka. Bisnis itu tak langsung berjalan mulus di tahun-tahun pertama. Pada 1904, Tomas Bata menyeberangi Atlantik menuju New England Amerika. Dia bekerja di pabrik sepatu sana selama 6 bulan. “Di mana dia belajar dari tangan pertama soal permesinan dan teknik menejemen untuk membuat sepatu modern.”

0 Komentar