Mengapa Pintu Genggong Digembok. Ada 9 Pintu di Komplek Makam Gunung Jati

Kericuhan terjadi di area komplek pemakaman Sunan Gunung Jati Cirebon lantaran pintu menuju makam di gembok sa
Kericuhan terjadi di area komplek pemakaman Sunan Gunung Jati Cirebon lantaran pintu menuju makam di gembok saat rombongan dari Keraton Kasepuhan datang pada Jumat, 19 April 2024 pagi. Rombongan keluarga dan kerabat datang ke komplek tersebut guna melakukan ziarah kubur kepada leluhur. Terlebih, disana terdapat makam Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat yang wafat pada Juli 2020 lalu yang tak lain adalah ayah dari Sultan Sepuh XV Lukman Zulkaedin.
0 Komentar

POLEMIK kembali memanas di keluarga besar Kesultanan Cirebon pada Jumat 19 April 2024. Rencana ziarah keluarga besar Keraton Kasepuhan terhenti ketika pintu menuju komplek makam Gunung Jati Kabupaten Cirebon tiba-tiba digembok. 

Pangeran Nusantara selaku adik dari Sultan Sepuh XV Luqman Zulkaedin terlihat geram melihat situasi tersebut. Di depan komplek makam, terpampang spanduk penolakan terhadap Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan. 

“Kami keluarga besar Kesultanan Cirebon tidak mengakui Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Kasepuhan,” demikian tertulis pada spanduk tersebut. 

Baca Juga:Analisa Pengamat Transportasi: Kecelakaan Tol Japek KM58 Belum Tentu Penerapan ContraflowKoalisi Masyarakat Sipil Adukan Presiden Jokowi ke Ombudsman Terkait Dugaan Maladministrasi Pilpres 2024

Mendapati penggembokan akses masuk, Pangeran Nusantara terlihat emosional. Dia berharap bisa mengunjungi makam leluhurnya dan ayahnya, PRA Arief Natadiningrat.

“Iya mau ke orang tua, mau ke orang tua,” ucap Pangeran Nusantara dengan penuh emosi.

Meskipun terpaksa, keluarga hanya bisa berziarah di Pintu Utama Pasujudan, pasalnya akses masuk menuju makam lewat pintu Ganggong digembok. Patih Sepuh Pangeran Raja Goemelar Soeryadiningrat menyatakan, keluarga sebenarnya datang untuk ziarah dan melaksanakan tradisi Grebeg Syawal.

 “Kami mengadakan tradisi Grebeg Syawal, intinya ke sana silaturahmi ke leluhur, berdoa, bermunajat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagai penerus, kita harus mengingat jasa para leluhur,” kata Patih Sepuh kepada wartawan.

Terkait adanya kejadian penutupan pintu tersebut, Patih Sepuh mengaku, sangat menyesalkan. Kata dia, tindakan tersebut semestinya tidak perlu terjadi.

“Kami sangat prihatin. Kami sebetulnya ingin ziarah, seharusnya tidak ada tindakan penutupan pintu ke akses makam orang tua,” ungkapnya.

Atas kejadian ini, Patih Sepuh mengaku akan berembuk dengan keluarga. Kemudian mempertanyakan kenapa sampai harus ada penutupan pintu.

Baca Juga:Penyembelihan Sapi Merah Doktrin Yahudi Robohkan Al Aqsa Jatuh 10 April 2024, Berbarengan dengan Lebaran?Yayasan Konsumen Muslim Indonesia Rilis Sejumlah Nama Perusahaan dengan Produk Terbukti Terafiliasi Israel, Begini Tanggapan Wasekjen MUI

Diketahui, kejadian serupa pernah terjadi tahun lalu, menunjukkan polemik di Keraton Kasepuhan Cirebon pasca penobatan Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan masih memanas. Penobatan tersebut hingga kini masih dipersoalkan oleh banyak kalangan, termasuk keluarga Kesultanan Cirebon.

Sebagai informasi, komplek pemakaman Sunan Gunung Jati merupakan salah satu destinasi wisata religi yang ada di Kabupaten Cirebon. Area ini merupakan tempat dimakamkannya salah satu tokoh penyebar Islam di tanah Jawa, yakni Syekh Syarif Hidayatullah atau yang juga dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati.

0 Komentar