Hati-Hati dengan Orang Solo dan Pusat Pergolakan Dinasti Politik Jawa

Pasangan calon (paslon) 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/20
Pasangan calon (paslon) 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024) (Instagram @prabowo.gibran2)
0 Komentar

HATI-hati dengan orang Solo, adalah kalimat yang terlontar dari tokoh masyarakat Solo, Muh Al Amin saat itu, Jumat (14/6) dan saya kutip sebagai pembuka yang mungkin tepat menjelang jabatan Presiden Jokowi akan berakhir pada Minggu, 20 Oktober 2024, dan menyambut Gibran Rakabuming Raka menjadi Wakil Presiden mendampingi Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia 2024-2029.

Seketika, entah kenapa saya ingat Prabowo Subianto berpidato dalam acara Waktu Indonesia Maju di Sentul International Convention Centre (SICC), Minggu, 10 Desember 2023, memuji kepiawaian orang Solo dalam berpolitik. Menurut dia, hal itu sudah menjadi catatan sejarah karena politik memiliki ilmu yang kuat.

“Memang ini ilmu, politik itu ada ilmunya dan ilmu ini sejarah, bagaimana pun Solo ini pusat negara dari dulu, pusat kekuasaan, jadi orang Solo itu pandai berpolitik,” katanya.

Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga

Bahkan, tak tanggung-tanggung pendiri Lembaga Suvei PolMark Eep Saifulloh Fatah dalam sebuah diskusi bertajuk “Ngobrolin People Power” di  Cikini Raya No. 25, Menteng, Jakarta Pusat, pada Jumat, 26 Januar 2024 mengungkapkan ada empat tahap yang akan dilakukan “Orang Solo” dalam mengekspresikan kemarahannya karena sesuatu hal. Empat tahap ini pernah diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang notabene adalah Orang Solo.

“Orang Solo kalau sakit hati dizalimi dan dilawan, empat tahapannya. Quotes Joko Widodo. Satu, ngalah, diam engga bantah. Dua, ngalih atau menghindar, enggak ketemu orangnya, enggak mau dengerin dia ngomong. Tiga, ngomong. Keempat, itu yang kasian, ngobong (bakar),” ujar Eep saat itu.

Bahkan, kata Eep, Jokowi pernah bilang bahwa Kantor Walikota Solo menjadi salah satu kantor yang kerap dibakar ketimbang kantor-kantor pemerintahan lain di Indonesia.

“Tiga kali sepanjang sejarah kantor Walikota Solo dibakar massa. Itu orang Solo ngobong,” tuturnya.

Eep mengaku, tidak pernah dia ungkapkan hal ini ke publik sejak 2012 silam usai mendengar langsung dari mulut Jokowi.

“Ini saya enggak pernah ngomong ini di publik. Saya enggak tahu ini efektif atau enggak. Ketika ada orang nanya, ‘mengejutkan enggak Jokowi begini?’ jawaban saya ke banyak orang ‘tidak’,” bebernya.

0 Komentar