Hasil Riset: Penggunaan Gawai Bikin Anak Usia Dini Cenderung Mudah Emosi

Ilustrasi
Ilustrasi
0 Komentar

SEBUAH penelitian terbaru mengidentifikasi hubungan yang mengkhawatirkan antara penggunaan tablet pada anak usia dini dan meningkatnya kecenderungan tantrum atau ledakan emosi. Temuan yang dilakukan oleh para peneliti di Universite de Sherbrooke Kanada ini menantang asumsi kita tentang peran teknologi dalam perkembangan anak.

Dipimpin oleh Caroline Fitzpatrick, studi ini memberikan gambaran yang memprihatinkan tentang bagaimana anak usia dini terpengaruh oleh waktu penggunaan layar. Dengan banyaknya atau bahkan sebagian besar anak usia 4 tahun yang kini memiliki perangkat seluler sendiri dan anak-anak prasekolah yang menghabiskan waktu rata-rata hampir satu jam sehari dengan tablet, temuan penelitian ini menjadi lebih relevan dari sebelumnya.

Tetapi mengapa tablet begitu memikat bagi anak-anak kecil? Tidak seperti mainan tradisional, tablet menawarkan kepuasan instan yang luar biasa. Hanya dengan mengetuk atau mengusap layar, anak-anak dapat mengakses dunia animasi penuh warna, permainan interaktif, dan video yang menarik.

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

Taman bermain digital ini tidak hanya menarik, tetapi juga sangat portabel, yang berarti waktu bermain di depan layar dapat dengan mudah merembes ke dalam berbagai aspek rutinitas harian anak, mulai dari waktu makan hingga naik mobil.

Masalahnya, menurut para peneliti, peningkatan penggunaan tablet ini mungkin akan mengorbankan perkembangan emosional yang penting. Tahun-tahun prasekolah adalah masa yang penting bagi anak-anak untuk belajar mengelola emosi mereka, terutama dalam hal mengatasi kemarahan dan frustasi.

Secara tradisional, anak-anak mengasah keterampilan ini melalui interaksi tatap muka dengan pengasuh dan teman sebaya, serta melalui permainan yang tidak terstruktur. Namun, waktu yang dihabiskan untuk menatap layar adalah waktu yang tidak dihabiskan untuk terlibat dalam kegiatan perkembangan yang vital ini.

“Anggaplah pengaturan emosi seperti otot yang membutuhkan latihan rutin untuk tumbuh kuat. Setiap kali seorang anak menghadapi frustasi kecil seperti menunggu giliran bermain dan belajar mengatasinya, mereka melenturkan otot emosional tersebut. Tapi jika tablet terus digunakan untuk mengalihkan perhatian atau menenangkan anak pada saat ia merasa tertekan, ia akan kehilangan kesempatan ‘berolahraga’ yang penting ini,” kata Caroline Fitzpatrick seperti dilansir Study Finds, Selasa (13/8/2024).

0 Komentar