Demi Langgengkan Politik Dinasti, Skenario Politik Paling Nggilani dan Barbar

Pengamat Sosial dan Politik Heru Subagia
Pengamat Sosial dan Politik Heru Subagia
0 Komentar

Dia menilai, keberadaan orang dekat presiden memastikan posisi politik Partai Golkar dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Berdasarkan sejarah, partai berlambang pohon beringin tersebut memang selalu berada di dalam pemerintahan.

Tekanan Maha Dahsyat

Sementara Pengamat politik, Ujang Komarudin, menilai pengunduran diri Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar disebabkan oleh tekanan Maha Dahsyat yang bersumber dari pihak yang dekat dengan kekuasaan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Saya melihat bahwa tidak mungkin Airlangga mundur jika tidak ada tekanan,” ujar Ujang saat dihubungi Pikiran Rakyat, Senin, 12 Agustus 2024.

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

Ujang menjelaskan bahwa tekanan ini dimaksudkan agar Airlangga mundur, sehingga memberi ruang bagi Gibran atau Jokowi untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar, meskipun melanggar aturan karena dampaknya dianggap hanya bersifat umum.

“Isu Munaslub (musyawarah nasional luar biasa) terkait pergantian Ketua Umum, baik melalui Munas murni atau tidak, sudah biasa di Golkar. Bahkan saat dihantam kasus korupsi, pada 2019 pun Golkar tetap aman, dan pada 2024 suara Golkar justru meningkat. Jadi, Golkar sudah terbiasa dengan gonjang-ganjing semacam ini,” lanjutnya.

Ujang juga menyebutkan bahwa kemungkinan besar Partai Golkar sudah menyiapkan sosok pengganti Airlangga, yang diduga adalah orang dekat Jokowi.

“Kemungkinan, pihak presiden, dalam hal ini Jokowi, ingin menggantikan Airlangga dengan orangnya sendiri. Plt yang akan ditunjuk juga kemungkinan adalah orang Jokowi. Munas di bulan Desember nanti juga diarahkan agar orang Jokowi yang menjadi ketua, itu skemanya,” sebutnya.

Istana Tolak Cawe-cawe

Seperti biasanya, pihak Istat selalu mangkir dalam urusan kisruh diberbagai kejadian politik di tanah air. Pihak Istana meyakinkan diri bahwa Istana Kepresidenan mengatakan jika pengunduran diri Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar adalah pilihan dan hak pribadi. Hak tersebut disampaikan oleh Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan pengunduran diri Airlangga menjadi urusan internal Partai Golkar.

Jadi tidak ada kaitannya sama sekali dengan Presiden,” kata Ari melalui pesan singkat kepada Tempo pada Senin, 12 Agustus 2024.

Kondisinya, sampai saat ini, kata dia, Airlangga tetap melanjutkan tugasnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Jika dilihat dari kegiatan rutin, Airlangga sejak Ahad mendampingi Presiden Jokowi untuk kunjungan kerja ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Jokowi akan menggelar sidang kabinet pertama di IKN pada hari ini.

0 Komentar