Ancaman di Tengah Serangan Jurnalisme Robot?

Ancaman di Tengah Serangan Jurnalisme Robot?
Jurnalis saat melakukan peliputan. Foto Pexels
0 Komentar

“LEICESTER dan Stoke sama-sama gagal memetik poin maksimal dalam lanjutan Liga Primer Inggris (EPL). Bertanding di King Power Stadium (Leicester, Leicestershire), Sabtu (24/02/2018), tuan rumah Leicester harus berbagi poin dengan tim lawan Stoke dengan skor 1-1.”

Demikian teras berita Beritagar.id yang terbit perdana dengan reporter robot, pada 25 Februari 2018. Selain memuat kronologi dan hasil pertandingan, berita sepanjang empat paragraf itu juga menyertakan susunan pemain, lengkap dengan perolehan kartu kuning dan merah sepanjang laga berlangsung.

Setelah berita ini muncul, Beritagar.id kembali menurunkan berita seputar olahraga dan pergerakan bursa saham, yang lagi-lagi tak ditulis oleh reporter manusia melainkan 100% mesin. Sebagai sebuah berita otomatis, penyajian informasi relatif baik, meski di beberapa bagian ada pengulangan kata karena keterbatasan mesin. Namun, angka dan nama dalam berita cenderung lebih presisi.

Baca Juga:Lebih 20 Ribu Warga Indonesia Masuk 10 Besar Daftar Cekal AustraliaPNS Libur Jumat hingga Minggu, Ini Penjelasan yang Penting untuk Diketahui

Di luar itu, praktik jurnalisme robot sebenarnya bukan hal baru di level global, tapi di Indonesia, media yang mengudara sejak 2015 bisa dibilang adalah pionirnya. Ancang-ancang Beritagar.id sendiri sudah digagas sejak 2013. Pemimpin Redaksi Beritagar.id, Wicaksono dalam diskusi di perhelatan Social Media Week (SMW) Jakarta 2016, yang lantas dirangkum dalam catatan redaksi media mereka, menyebutkan kehadiran jurnalisme robot adalah niscaya.

Pasalnya, kata pria yang akrab disapa Ndoro Kakung ini, manusia saban hari dijejali begitu banyak konten. Sebanyak 370 media daring yang terdaftar di Dewan Pers, dengan rerata produksi artikel masing-masing 300 hari, itu artinya ada 110.000 berita tayang. Di situlah jurnalisme robot mengambil peranan untuk membantu pembaca melakukan kurasi dan mengolah kumpulan berita menjadi lebih berbobot.

Beritagar.id menggunakan mesin yang dinamai Petruk. Dalam praktiknya, Petruk tak benar-benar berjalan sendirian. Di ruang redaksi, editor, kata Ndoro, juga tetap berperan memilih topik menarik yang sedang hangat dan memilih kata kunci. Berikutnya, dibutuhkan data yang rigid dari pelbagai sumber terpercaya untuk melengkapi berita. Ndoro sendiri dalam catatan redaksi 28 Februari 2016 itu mengaku terus berinovasi. Tujuannya, agar Petruk bisa membuat karya yang lebih fleksibel, tak hanya berita seputar pertandingan bola atau saham.

0 Komentar