Akan Dibawa Kemana Ekonomi Indonesia di Tangan Purbaya?

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (Dok. Biropres)
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (Dok. Biropres)
0 Komentar

Saya ingat betul saat itu suasana di Istana Negara pada 8 September 2025 itu. Hujan sempat turun tipis sejak pagi, seolah memberi tanda bahwa hari itu bukan sekadar seremoni biasa, melainkan perubahan besar dalam haluan ekonomi Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto berdiri tegap, sementara di hadapannya seorang pria bernama Purbaya Yudhi Sadewa mengucapkan sumpah jabatan sebagai Menteri Keuangan baru.

Publik sontak menoleh ke arah sosok ini, sebagian dengan rasa penasaran. Sri Mulyani, sang menteri legendaris, resmi digantikan. Saya sempat mendengar obrolan seorang pengusaha di lobi hotel sehari sebelumnya: “Kalau bukan Bu Sri, siapa lagi yang bisa dipercaya?” Kini jawabannya sudah jelas. Prabowo menunjuk Purbaya.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Presiden ke-7, Joko Widodo, pun ikut menanggapi. Jokowi mengakui ada perbedaan mazhab ekonomi antara Purbaya dan Sri Mulyani, namun ia percaya Purbaya mampu memberi stabilitas.

Purbaya sendiri datang dari latar belakang yang tak biasa untuk seorang Menteri Keuangan. Sebelum duduk di kursi itu, ia memimpin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), lembaga yang bertugas menjaga dana masyarakat di bank.

Saya membayangkan betapa pengalaman itu bisa memberi perspektif unik, karena ia terbiasa berurusan dengan masalah krisis perbankan dan kepercayaan publik.

Kini beban di pundaknya jelas: menjaga stabilitas fiskal, mengendalikan inflasi, menekan defisit, sekaligus memastikan penerimaan negara optimal. Jadi teringat sebuah buku karya Alan Blinder berjudul The Economics of Public Finance bahwa fondasi pertumbuhan jangka panjang selalu bertumpu pada stabilitas fiskal.

Pertanyaan besar pun muncul: apakah Purbaya akan mengikuti jalur klasik itu, atau menciptakan jalannya sendiri?

Kembali pada sosok Sri Mulyani. Ia lahir di Bandar Lampung, menempuh pendidikan di Universitas Indonesia, lalu meraih gelar doktor dari University of Illinois Urbana-Champaign.

Saya membayangkan seorang perempuan muda di era 1980-an yang tekun menulis disertasi tentang moneter, tanpa tahu bahwa kelak ia akan menjadi Menteri Keuangan paling berpengaruh di Indonesia modern.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

Pendekatannya dikenal berhati-hati, penuh disiplin, dan berorientasi pada reformasi. Ia percaya bahwa utang negara harus dikelola ketat, pajak diperkuat, dan transparansi anggaran dijaga.

0 Komentar