Tanggapan Sri Mulyani Usai Rumahnya Jadi Target Penjarahan, Pesannya Menyentuh Hati

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
0 Komentar

“Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik.”

Di akhir pesannya, Sri Mulyani meminta maaf atas segala kekurangan dan berharap agar semua pihak tidak lelah mencintai Indonesia.

“Bismillah, kami perbaiki menerus. Semoga Allah SWT memberkahi dan melindungi Indonesia.”

Sri Mulyani menandatangani pesannya dengan tanggal, “Jakarta, 31 Agustus 2025.”

Kediaman Menkeu Sri Mulyani di Bintaro Diserang Massa

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Pada hari Minggu, 31 Agustus 2025, terjadi penjarahan di kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani yang terletak di Jalan Mandar, Bintaro Sektor 3A, Tangerang Selatan. Insiden ini berlangsung pada dini hari dengan dua gelombang penjarahan, yang pertama terjadi sekitar pukul 01.00 WIB dan yang kedua pada pukul 03.00 WIB.

“Gelombang pertama sekitar jam satu (dini hari), gelombang kedua terjadi sekitar jam tiga (dini hari),” ungkap Joko Sutrisno, staf pengamanan di kompleks rumah Sri Mulyani, seperti yang dilaporkan oleh Antara.

Pernyataan Joko sejalan dengan kesaksian beberapa warga, termasuk seorang warga bernama Renzi. Hal yang sama juga disampaikan oleh tiga petugas keamanan yang berada di pintu masuk kompleks Mandar serta seberang jalan kompleks tersebut, yang berjarak sekitar 150-160 meter dari lokasi penjarahan.

“Tapi Bu Sri (Mulyani) tidak ada di rumah kok,” kata Renzi, yang juga disetujui oleh Joko Sutrisno.

Kesaksian ini menunjukkan bahwa meskipun penjarahan terjadi, Menteri Keuangan tidak berada di tempat pada saat insiden berlangsung.

TNI Jaga Rumah Sri Mulyani

Menurut seorang saksi, gelombang kedua penjarahan merupakan yang paling menakutkan karena melibatkan ratusan hingga mungkin seribu orang.

“Saya hanya bisa menyaksikan dari balik tirai rumah saya saja, tak berani keluar, karena banyak sekali orang-orang yang datang,” ungkap seorang tetangga yang meminta agar namanya dirahasiakan.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

Dia, bersama Joko dan Renzi, memberikan keterangan serupa bahwa para pelaku penjarahan sebagian besar masih sangat muda. “(Usia) paling tua mungkin 25 tahun, kebanyakan masih remaja,” kata Ali, pernyataan yang juga dibenarkan oleh Jayadi.

Suasana Mencekam saat Penjarahan

0 Komentar