India Tetap Lanjutkan Beli Minyak dari Rusia Meski Trump Mengancam Jatuhkan Sanksi

Ilustrasi
Ilustrasi
0 Komentar

Keputusan ini diambil berdasarkan informasi dari empat sumber yang mengetahui rencana pembelian perusahaan-perusahaan penyulingan tersebut, yang dilaporkan kepada Reuters.

Tarif yang Dikenakan Mencapai 100 Persen

Pada tanggal 14 Juli, Donald Trump mengancam akan menerapkan tarif sebesar 100 persen terhadap negara-negara yang membeli minyak dari Rusia, kecuali jika Moskow berhasil mencapai kesepakatan damai yang signifikan dengan Ukraina. Rusia merupakan penyedia utama minyak bagi India, menyuplai sekitar 35 persen dari total kebutuhan minyak negara tersebut.

Selama enam bulan pertama tahun 2025, Rusia tetap menjadi pemasok minyak utama bagi India, dengan kontribusi sekitar 35 persen dari total pasokan minyaknya. Setelah Rusia, Irak, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab mengikuti sebagai penyedia minyak, sesuai data yang disampaikan kepada Reuters.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

India, yang merupakan konsumen dan importir minyak terbesar ketiga di dunia, menerima sekitar 1,75 juta barel minyak Rusia setiap harinya selama periode Januari hingga Juni tahun ini, meningkat 1 persen dibandingkan tahun lalu.

Nayara Energy, salah satu pembeli utama minyak Rusia, baru-baru ini dikenakan sanksi oleh Uni Eropa karena mayoritas saham kilang tersebut dimiliki oleh entitas Rusia, termasuk perusahaan minyak besar Rosneft. Bulan lalu, Reuters melaporkan bahwa CEO Nayara telah mengundurkan diri setelah sanksi Uni Eropa diberlakukan, dan Sergey Denisov, seorang veteran perusahaan, telah ditunjuk sebagai CEO baru.

Menurut laporan Reuters akhir bulan lalu, tiga kapal yang membawa produk minyak dari Nayara Energy belum dapat membongkar muatannya akibat sanksi baru yang dikenakan oleh Uni Eropa terhadap kilang yang didukung Rusia tersebut.

0 Komentar