Selain itu, makanan yang dikonsumsi pun terbatas. Mereka hanya diperbolehkan makan dalam porsi kecil, tidak lebih dari sekepal tangan, dan tidak menyimpan makanan. Jika ada makanan berlebih atau tidak sesuai, akan dikembalikan ke vihara.
Thudong bukanlah praktik yang wajib bagi semua bhikkhu. Mereka yang sedang sakit atau memiliki kecenderungan batin yang belum stabil, seperti amarah yang mendalam, biasanya tidak dianjurkan untuk melakukannya. Terdapat 13 praktik pertapaan dalam thudong yang hingga kini masih dijalankan, antara lain sebagai berikut.
- Mengenakan jubah dari kain bekas
- Hanya memakai tiga helai jubah
- Menerima makanan dari sedekah tanpa memilih-milihMakan hanya satu kali sehari, langsung dari mangkuk biksu
- Menolak tambahan makananBermukim di hutan, alam terbuka, atau bahkan di pemakaman
- Tidur di tempat yang tersedia
- Selalu tidur dalam posisi duduk
Thudong bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi latihan batin untuk mengikis ego, menumbuhkan kesederhanaan, serta memperkuat komitmen terhadap kehidupan spiritual yang penuh kesadaran.