PHK Massal di Industri Media Munculnya Generasi Displaced Journalists

PHK Massal di Industri Media Munculnya Generasi Displaced Journalists
Pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny Januar Ali (Denny JA)
0 Komentar

“Dulu saya menulis untuk halaman depan. Sekarang saya menulis untuk hati pembaca.”

Mungkin inilah peran baru mereka:

Bukan sekadar pencatat peristiwa, tapi penyala cahaya dalam kabut data.

Bukan lagi bagian dari industri besar, tapi bagian dari kebangkitan suara-suara kecil yang jujur.

Mereka tak lagi punya kantor. Tapi mereka punya suara.

Dan suara itulah yang akan menyambut dunia baru—dengan nurani, bukan sekadar notifikasi. Di tengah sunyi ruang redaksi yang kosong, Pena-pena tua menari di atas puing harapan.

Baca Juga:KPK Periksa Ridwan Kamil dalam Waktu DekatInisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen Tepat

Mereka menulis bukan lagi untuk bertahan, Tapi untuk menyalakan cahaya di lorong zaman.

Angkatan Displaced Journalists bukan akhir sebuah profesi. Melainkan awal dari cara baru hidup dari kata-kata yang menyala, jika memiliki sumber penghasilan lain.

Di sudut-sudut digital, bayangkan ini bisa dilakukan untuk merajut mimpi kolektif yang baru. Misalnya:

  • Seorang jurnalis Jawa Timur mengorganisir decentralized newsroom di blockchain. Setiap verifikasi fakta dibayar dengan kripto.
  • Di Buenos Aires, mantan editor mendirikan perkumpulan jurnalis lepas, yang menjual analisis kebijakan ke NGO via platform Web3.
  • Di Jakarta, podcast investigasi “Suara Puing,” dibiayai oleh 1.000 pelanggan setia, tanpa iklan, tanpa algoritma.

Mereka bukan lagi korban. Mereka arsitek ekosistem baru. Ini area crowdsourced fact-checking bertemu AI audit transparan. Fungsi informal” jurnalisme menjelma jadi networked truth-telling.

Tapi di baliknya, pertanyaan menganga: Akankah kebun kata ini cukup subur untuk memberi tempat baru ribuan yang terusir dari pabrik berita?

Jika tidak, angkatan The Displaced Jurnalists ini bukan hanya kehilangan profesi tapi mengalami krisis identitas.

Jakarta, 4 Mei 2025

Penulis: Denny JA/Sastrawan, Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Asosiasi Riset Opini Publik (Aropi), serta Asosiasi Konsultan Politik Indonesia (Akopi).

0 Komentar