“Jangan berbohong pada perasaanmu. Cepat atau lambat, itu akan menjadi hal yang paling kamu sesali.”
Saat mobil Es Em Ka di tampilkan di depan rumah dinas Walikota Solo loji gandrung saat itu Pak Jokowi masih menjabat Walikota.
Dipamerkan di hari minggu, saya sempat menyentuh. “Luar biasa ini mobil, sempurna” untuk sebuah karya anak SMK. Dalam hati, “ini barang bohongan”.
Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan
Prolog awal ini sebagai awal dimana posisi saya thd kasus tgl 15 April 2025 kemarin. Karena Relagama yang diwakili beberapa teman berusaha menjadi fasilitator yang baik.
Isu akan ada tim yang mempertanyakan status ijazah Jokowi bergulir lama sebagai respons percakapan luas di masyarakat.
Kemunculan tim TPUA yang berisi beberapa tokoh nasional ada Rizal Fadhilah, Egy Sujana, ada dr. Tifa, mas Roy Suryo, termasuk yang terakhir Bang Rismon persoalan semakin serius karena semua memiliki kapasitas untuk mempertanyakan status ijazah Jokowi.
Surat untuk melakukan audiensi dengan pihak rektorat sudah diajukan hanya siapa yang memfasilitasi belum ada.
Aehingga beberapa rekan kami di Relagama mengambil inisiatif untuk membuka komunikasi dengan rektorat.
Pertimbangan bukan hanya sekedar memfasilitasi pertemuan tapi juga agar gerakan massa yang banyak berdatangan bisa kita atur dengan baik.
Supaya target pertemuan tercapai maka jumlah peserta harus dibatasi dan siapa2 yang dihadirkan juga harus terdata dengan baik.
Baca Juga:Tom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan KemenperinPasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2
Pihak tim TPUA mengajukan 20 yang diputuskan pihak rektorat UGM hanya 5. Relagama meminta untuk penambahan kuota karr ada beberapa pihak yg berkepentingan termasuk dari KAGAMA. Itu pun di tolak pihak kampua tercinta.
Di lain pihak. Petinggi kampus hanya akan diwakili Mas Ari Sujito dan beberapa orang sedang rektor sendiri berhalangan hadir. Sehingga dalam ruangan pertemuan diperkirakan akan terjadi dialog yang seimbang.
Ketika tanggal 15 April pagi beberapa menit acara akan dimulai pihak TPUA mendapat kabar 2 orang terhalang di perjalanan sehingga yang tersisa 3 orang. dr. Tifa, Mas Roy Suryo, Bang Rismon. Jatah kursi sisa 2, kami ajukan buat Mas Heru Subagia dari Kagama dan Syukri Fadholi tetap ditolak.