Kemhan Bantah Ada Permintaan dari Rusia Pangkalan Militer di Papua: Kita Butuh Stabilitas

o: Kolonel Infranteri Frega Wenas Inkiriwang. (Dokumentasi Instagram Kolonel Infranteri Frega Wenas Inkiriwang
Kolonel Infranteri Frega Wenas Inkiriwang. (Dokumentasi Instagram Kolonel Infranteri Frega Wenas Inkiriwang).
0 Komentar

KEPALA Biro Infohan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen Frega Wenas membantah ada permintaan dari pemerintah Rusia untuk menggunakan pangkalan militer di Papua.

Dia malah heran, mengapa bisa sampai muncul statemen seolah pemerintah Indonesia sudah menyetujui penggunaan salah satu pangkalan akan digunakan untuk kepentingan militer Rusia.

“Saya sudah mengecek notulensi pada saat pertemuan Menhan dengan Dewan Keamanan Rusia, tidak ada sama sekali munculnya pembahasan itu. Makanya saya kok bingung juga muncul statemen itu,” kata Frega di kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Rabu (16/4).

Baca Juga:Inisiatif Putra Presiden Prabowo Temui Megawati dan Jokowi Tedukan Dinamika Politik, Waketum PAN: Momen TepatJumlah Setoran Uang Judi Sabung Ayam Diduga Pemicu 3 Polisi Tewas Ditembak Oknum TNI di Way Kanan

Dia mengaku, sudah mengklarifikasi kepada media dalam dan luar negeri terkait berita Indonesia menerima permintaan Rusia untuk menyediakan pangkalan militer, adalah tidak benar.

Pasalnya, Indonesia sebagai negara nonblok tidak bisa membuat keputusan wilayahnya untuk digunakan oleh militer negara asing.

“Kemhan mengklarifikasi pinjaman pangkalan di wilayah Indonesia kita mengadopsi bebas aktif. Ini ada konsekuensi jika ada satu negara atau satu pihak, kita menjaga itu. Kita butuh stabilitas dan tak ingin terjebak konflik itu,” ucap Frega.

Menurut Frega, munculnya berita Indonesia menyediakan pangkalan militer untuk Rusia jelas merupakan keputusan kontraproduktif. Hal itu jelas bertentangan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto.

Dia juga menegaskan, Kemenhan akan selalu menggandeng Kemenlu dalam membuat setiap kebijakan pemerintah, yang melibatkan negara lain.

“Itu sebenarnya ranah itu menyampaikan Kemenlu, tapi pada prinsipnya Indonesia secara historis punya pengalaman ada tawaran serupa. Kita meyakini jika menerima tawaran tersebut kontrproduktif dengan pembanguan nasional dan kita selalu bergandengan tangan dengan Kementerian Luar Negeri,” kata Frega.

Sebelumnya, muncul kabar Moskow sudah meminta Jakata untuk menggunakan pangkalan di Papua demi kepentingan militer mereka.

Baca Juga:Tom Lembong: 100 Persen Semua Izin Impor Diterbitkan Kemendag Ditembuskan KemenperinPasang Boks Tambahan Tampung Barang Bawaan Saat Mudik Lebaran, Tips Bagi Pengendara R2

“Dalam permintaan tersebut, Rusia berupaya untuk menempatkan beberapa pesawat jarak jauh di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua, yang berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisiepo,” tulis Janes dalam laporannya.

Pangkalan tersebut berlokasi di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua. Ia merupakan rumah bagi Skuadron Penerbangan 27 Angkatan Udara Indonesia, yang mengoperasikan armada pesawat pengintai CN235.

0 Komentar