Tata Kelola Dunia Berubah dari Multilateralisme Jadi Unilateralisme, Ini Perintah Prabowo ke Sri Mulyani

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan laporan dalam Konferensi Pers APBN KITA EDISI MARET 2025.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan laporan dalam Konferensi Pers APBN KITA EDISI MARET 2025. (Tangkapan Layar Youtube Ministry of Finance Republic of Indonesia)
0 Komentar

KEBIJAKAN pengenaan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke sejumlah negara dinilai mengundang peperangan dalam bidang ekonomi atau war game. Hal ini disampaikan Sri Mulyani saat menyampaikan terkait perubahan kondisi ekonomi global akibat sederet perintah eksekutif (executive order) dari Trump.

Sri Mulyani menerangkan sejak Trump menjabat kembali sebagai Presiden AS, terjadi perubahan ekonomi global yang semula multilateralisme menjadi unilateralisme atau secara sepihak. AS sebagai negara yang besar dan kuat sekarang menerapkan sistem unilateralisme. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan tarif impor yang dikenakan sejumlah negara.

“Pertemuan terakhir di G20 menggambarkan situasi tersebut. Banyak negara-negara tidak hadir. Bandingkan dengan suasana bahkan terjadinya perang Ukraina tetap mampu menghadirkan G20 bahkan pada level head of state. Perubahan begitu besar dari tahun 2022 ke sini suatu perubahan dalam waktu 3 tahun sebuah order dunia ini tentu memberikan implikasi sangat besar, sangat fundamental,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (13/3/2025).

Baca Juga:Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat MelewatinyaDi Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru Imlek

Sri Mulyani menyebut Prabowo meminta kepadanya untuk menyiapkan diri dan menguatkan diri karena saat ini kondisi global telah berubah. Tata kelola dunia berubah dari yang semula multilateralisme menjadi uniteralisme.

“Untuk itu Presiden Prabowo selalu mengingatkan kita harus menyiapkan diri menguatkan diri karena dunia memang tidak dalam situasi yang biasanya kita kenal menjadi sangat uniteralisme dan harus kita jaga kepentingan dan kedaulatan Indonesia,” jelas Sri Mulyani.

Seperti diketahui Trump mengenakan sejumlah tarif impor kepada sejumlah negara, seperti Meksiko, Kanada, dan China. Pengenaan tarif ini memicu aksi balasan dari negara-negara tersebut dengan mengenakan tarif impor balik.

Trump mengenakan tarif impor 10% untuk energi dan 25% untuk produk lainnya di Kanada, 25% untuk Meksiko dan 10% untuk China. Kemudian China membalas dengan mengenakan tarif 15% untuk batubara dan LNG, 10% untuk minyak mentah dan mesin pertanian dari AS. Lalu Kanada mengenakan tarif 25% untuk berbagai produk impor dari AS.

“Ini yang disebut the war game adalah sekarang di bidang ekonomi. Trade yang tadinya berdasarkan the rule base bisa secara sepihak diubah,” imbuh dia.

0 Komentar