Media Rusia: Rencana Trump Gusur Penduduk Gaza, Keinginan Amerika Serikat Kontrol Jalur Laut Strategis

Pengungsi Palestina kembali ke rumah mereka di Gaza utara. Foto: Reuters
Pengungsi Palestina kembali ke rumah mereka di Gaza utara. Foto: Reuters
0 Komentar

Posisi Arab Saudi

Dalam sebuah tanggapan yang jelas terhadap pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini bahwa Arab Saudi tidak menuntut negara Palestina, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan bahwa posisi Kerajaan Arab Saudi dalam pendirian negara Palestina adalah tegas dan konstan serta tidak tunduk pada negosiasi atau penawaran.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Saudi menambahkan bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menegaskan posisi ini (pendirian negara Palestina) dengan jelas dan eksplisit selama pidatonya pada 18 September 2024 dan selama KTT Riyadh November lalu.

Dikatakan bahwa putra mahkota menekankan bahwa Arab Saudi tidak akan menghentikan kerja kerasnya untuk mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan bahwa kerajaan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa hal ini.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Putra Mahkota mendesak negara-negara yang mencintai perdamaian untuk mengakui Negara Palestina dan menekankan pentingnya memobilisasi masyarakat internasional untuk mendukung hak-hak rakyat Palestina, sebagaimana dinyatakan dalam resolusi Majelis Umum PBB, karena Palestina memenuhi syarat untuk menjadi anggota penuh PBB.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi menekankan penolakan kategoris Kerajaan Saudi terhadap kompromi hak-hak sah rakyat Palestina, baik melalui kebijakan pemukiman Israel, aneksasi wilayah Palestina, atau upaya untuk menggusur rakyat Palestina dari tanah mereka.

Perserikatan Bangsa-Bangsa

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi menyebut rencana Trump untuk mengambil alih Gaza dan merelokasi penduduknya “sangat mengejutkan”.

“Sangat sulit untuk mengomentari masalah yang sangat sensitif ini,” kata Grandi kepada AFP, seraya menambahkan bahwa “ini sangat mengejutkan, tetapi penting untuk mengetahui apa artinya di lapangan.”

Utusan Uni Eropa

Utusan Khusus Eropa untuk Timur Tengah Sven Koopmans mengatakan bahwa hanya ada satu solusi: dua negara Israel dan Palestina yang aman dan berdaulat.

Dia menekankan bahwa keamanan yang sesungguhnya hanya dapat dicapai melalui perdamaian yang sesungguhnya.

Amnesti Internasional

Amnesty International menyebut proposal Presiden AS Donald Trump untuk Jalur Gaza sebagai “tidak masuk akal” dan menekankan bahwa proposal tersebut tidak bermoral dan tidak sah.

0 Komentar