Media Rusia: Rencana Trump Gusur Penduduk Gaza, Keinginan Amerika Serikat Kontrol Jalur Laut Strategis

Pengungsi Palestina kembali ke rumah mereka di Gaza utara. Foto: Reuters
Pengungsi Palestina kembali ke rumah mereka di Gaza utara. Foto: Reuters
0 Komentar

Ketika ditanya siapa yang akan tinggal di sana, Trump mengatakan bahwa Gaza dapat menjadi rumah bagi “orang-orang di dunia” dan memperkirakan bahwa Gaza akan menjadi “Riviera di Timur Tengah” setelah agresi Israel meratakan sebagian besar wilayahnya dengan tanah.

Dikutip dari Aljazeera, Rabu (5/2), beberapa negara menyatakan penolakan mereka terhadap pemindahan warga Palestina dari tanah mereka dan menyerukan realisasi solusi dua negara dan kesempatan bagi warga Palestina untuk hidup di negara mereka sendiri.

Berikut adalah beberapa reaksi internasional yang paling menonjol:

Jerman

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Berbock mengatakan bahwa Gaza, seperti Tepi Barat dan Yerusalem Timur, adalah milik Palestina, dan mengusir mereka tidak dapat diterima dan bertentangan dengan hukum internasional.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Dia menambahkan dalam sebuah pernyataan: “Hal ini juga akan menimbulkan penderitaan dan kebencian baru. “Seharusnya tidak ada solusi yang mengabaikan Palestina.

Inggris

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan bahwa negaranya akan bersama dengan Palestina dalam upaya menuju solusi dua negara, dan menyerukan agar warga Palestina diizinkan untuk kembali ke rumah mereka dan rekonstruksi Gaza.

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy juga menyerukan masa depan bagi warga Palestina di tanah air mereka, dan menambahkan dalam sebuah konferensi pers saat berkunjung ke Kiev: “Kami selalu jelas dalam keyakinan kami bahwa kita harus melihat dua negara. Kita harus melihat warga Palestina hidup dan berkembang di tanah air mereka di Gaza dan Tepi Barat.”

Prancis

Pemindahan paksa penduduk Gaza “akan mewakili serangan terhadap aspirasi sah Palestina, mendestabilisasi wilayah tersebut, menjadi pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan menjadi hambatan besar bagi solusi dua negara”, kata Kementerian Luar Negeri Prancis.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis Christophe Le Moyne mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa masa depan Gaza tidak boleh berada di bawah kendali negara ketiga, tetapi di bawah kendali negara Palestina di masa depan.

Spanyol

Menteri Luar Negeri Spanyol, José Manuel Alvarez, menolak usulan presiden AS tersebut, dan mengatakan kepada para wartawan: “Saya ingin memperjelas masalah ini, Gaza adalah tanah rakyat Palestina di Gaza dan mereka harus tetap tinggal di sana.”

0 Komentar