Sejarah Tradisi Pohon Natal di Perayaan Hari Natal

Pohon Natal
Pohon Natal Besar di Sebuah Pasar Liburan di Ibukota Estonia, Talinn. Photo by (National Geographic)
0 Komentar

Ada kepercayaan luas bahwa Martin Luther, Reformis Protestan abad-16 pertama kali menambahkan lilin yang menyala ke sebuah pohon. Menurut sebuah versi cerita yang umum, saat berjalan pulang pada suatu malam musim dingin, Luther terpesona oleh bintang-bintang yang berkelap-kelip di pepohonan. Untuk menghidupkan kembali pemandangan keluarganya, dia mendirikan sebuah pohon di ruang utama dan menyambungkan cabangnya dengan lilin yang menyala.

Siapa yang Membawa Pohon Natal ke Amerika?

Kebanyakan orang Amerika pada abad ke-19 menganggap pohon Natal sebagai sebuah keanehan. Catatan pertama tentang pohon Natal yang ditebang untuk dipajang berasal dari tahun 1820-an di komunitas Jerman di Pennsylvania, meskipun pohon sudah menjadi tradisi di sana bahkan mungkin lebih awal.

Pada awal 1747, orang Jerman Moravia di Pennsylvania memiliki pohon komunitas berbentuk piramida kayu yang dihiasi lilin. Namun, hingga tahun 1840-an, pohon Natal dipandang sebagai symbol pagan dan tidak diterima oleh sebagian besar orang Amerika.

Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington

Banyak kebiasaan perayaan Natal lainnya, seperti pohon lambat diadopsi di Amerika. Para pemimpin Puritan pertama di New England memandang perayaan Natal sebagai hal yang tidak suci. Gubernur kedua, William Bradford, menulis bahwa ia berusaha keras untuk menghilangkan “ejekan kafir” terhadap perayaan tersebut, dan menghukum segala kesembronoan.

Pada tahun 1659, Pengadilan umum Massachussets memberlakukan undang-undang yang menyatakan bahwa setiap perayaan 25 Desember merupakan pelanggaran pidana; orang didenda karena menggantung dekorasi. Kekhidmatan ini berlangsung hingga abad ke-19 ketika imigran Jerman dan Irlandia masuk dan merusak warisan puritan.

Pada tahun 1846, bangsawan populer Ratu Victoria dan pangeran Jermannya Albert, digambarkan di Illustrated News London berdiri bersama anak-anak mereka di sekitar pohon Natal. Berbeda dengan keluarga kerajaan sebelumnya, Victoria sangat populer di kalangan rakyatnya, dan apa yang dilakukan di istanan langsung menjadi mode tidak hanya di Inggris, tetapi juga di East Coast American Society yang sadar mode pohon Natal telah tiba.

Pada tahun 1890-an hiasan Natal berdatangan dari Jerman dan popularitas pohon Natal meningkat di seluruh AS. Orang Eropa tercatat menggunakan pohon kecil setinggi empat kaki (122 cm), sementara orang Amerika menyukai pohon Natal yang memanjang dari lantai hingga langit-langit.

0 Komentar