DRAMA Polandia ‘The Plagues of Breslau’ mengisahkan serangkaian pembunuhan yang mengerikan. Film ini melengkapi koleksi film, acara TV, dokumenter, dan serial dokumenter tentang pembunuh berantai yang telah banyak di Netflix.
Namun, film ini menonjol dari semua proyek lainnya karena pembunuhannya yang sangat mengerikan dan suasana ceritanya yang khas.
Pembunuhan itu terjadi pada pukul 6 malam. Pembunuh berantai itu selalu berada dua langkah di depan polisi. Dalam setiap pembunuhan, keahlian pembunuh yang berbeda terungkap, yang membuat pembuatan profil menjadi sangat sulit. Helena Rus memimpin penyelidikan.
Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington
Mengalami krisis pribadi, ia melihat kejahatan dari sudut pandang yang sama sekali berbeda dari rekan-rekannya. Ia mengerti mengapa orang tersebut melakukan kejahatan ini, dan inilah yang membuatnya lebih dekat dengan penjahat itu.
Sifat pembunuhan ini begitu mengerikan sehingga membuat merinding membayangkan seseorang benar-benar dapat melakukan hal seperti ini. Di sisi lain, kenyataan lebih aneh daripada fiksi, dan sejarah telah mencatat orang-orang keji melakukan hal-hal yang tak terbayangkan.
Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keaslian film tersebut. Apakah film ini berdasarkan kejadian nyata?
Berikut jawabannya.
Apakah The Plagues of Breslau Berdasarkan Kisah Nyata?
Tidak, ‘The Plagues of Breslau’ tidak berdasarkan kisah nyata. Film ini adalah drama kriminal yang ditulis oleh Patryk Vega dan Sylwia Koperska-Mrozinska. Dalam film tersebut, Magda menggunakan Minggu Wabah sebagai referensi sejarah pembunuhan berantai yang terjadi di Wroclaw.
Ia menceritakan kisah Frederick yang Agung. Setelah mengambil alih Breslau pada tahun 1941, ia ingin kota itu menjadi kota besar. Untuk itu, ia perlu menyingkirkan semua hal buruk yang akan menghambat kedamaian dan kemakmurannya. Ia menganggap enam kesalahan manusia sebagai wabah yang tidak akan pernah membiarkan mereka berkembang.
Kejahatan-kejahatan itu adalah kemerosotan, penjarahan, korupsi, fitnah, penindasan, dan pengkhianatan. Untuk menunjukkan kepada semua orang betapa seriusnya dia mempertimbangkan rencananya, dia merancang Minggu Wabah. Setiap hari, kecuali hari Minggu, satu orang, yang telah melakukan salah satu kejahatan ini, akan dieksekusi di depan umum.