KONFLIK Israel dengan Palestina yang dibantu oleh Iran dan Yaman dari kaum Houthi belum juga reda , baru-baru kota Aleppo yang merupakan kota terbesar ke dua di Suriah diduduki para pemberontak yang berasal kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan faksi bersenjata yang didukung Turki, yang mulai menyerbu kota Aleppo. HTS adalah aliansi jihad yang dipimpin oleh bekas cabang Al-Qaeda di Suriah, yang bersama sekutunya, telah lama menguasai daerah kantong pemberontak di wilayah Idlib, barat laut Suriah.
Perang saudara di Suriah telah berlangsung hampir satu dekade sejak pemberontakan antipemerintah dimulai pada tahun 2011. Saat ini, terdapat tiga zona pengaruh di Suriah, masing-masing dikuasai oleh berbagai pihak, termasuk AS, Turki, dan Rusia.
Zona pertama, yang mencakup 65 persen wilayah, berada di bawah kendali pemerintah Suriah yang didukung Rusia dan Iran.
Baca Juga:Song Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar SuratPernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju Washington
Zona kedua, sebesar 25 persen, dikuasai oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh koalisi internasional yang dipimpin AS, sementara zona ketiga berada di Suriah utara dan barat laut yang dikuasai oleh pemberontak HTS dan faksi-faksi yang bersekutu dengan Turki.
Pertempuran tersebut menewaskan sedikitnya 327 orang, sebagian besar kombatan, meski juga terdapat 44 warga sipil, menurut Lembaga Pemantau Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Tentara mengonfirmasi bahwa pemberontak berhasil menguasai “sebagian besar” kota yang berpenduduk sekitar dua juta orang itu.
Pemerintah Suriah dibawah Presiden Bashar al-Assad berjanji untuk memukul mundur “teroris” betapapun masifnya serangan mereka, dengan dibantu Rusia dan Irak untuk melakukan serangan para pemberontak HTS.
Penyebab Konflik di Timur Tengah
Berbagai faktor penyebab konflik di Timur Tengah secara umum terbagi dalam tiga hal. Ketiga hal tersebut meliputi masalah intervensi asing, ekonomi, dan alasan ideologi. Ideologi yang dimaksud dalam hal ini yaitu Yahudi, Syiah, dan Sunni.
Gejala konflik antara Syiah dan Sunni sebenarnya sudah pernah terjadi sejak zaman Ali bin Abu Thalib. Namun konflik ideologi baru memanas pada tahun 2014, yaitu antara Iran yang menganggap kafir Syiah dan Arab Saudi yang mewakili Sunni.