DUNIA internasional menyoroti penambangan timah illegal di Indonesia, khususnya terkait kebijakan baru yang akan diambil pemerintah untuk membenahi penambangan illegal. Dengan demikian, Indonesia dapat secara efektif menerapkan prinsip dan standar ESG di sektor pertambangan timah.
Hal itu ditampilkan dalam konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh International Tin Associate (ITA), Asia Tin Week. Tahun ini, konferensi ini mengambil tema Securing Sustainable Tin Supply through Innovation and Collaboration yang diselenggarakan di Shanghai, pada 6-8 November lalu.
Menanggapi hal tersebut Direktur Pengembangan Usaha Dicky Octa Zahriadi yang mewakili PT Timah mengatakan dengan pemerintahan dan presiden yang baru, PT Timah Tbk percaya bahwa pertambangan timah di Indonesia akan semakin meningkatkan komitmennya terhadap sustainability terutama penanganan tambang ilegal terkait dengan regulasi dan kebijakannya.
Baca Juga:Pernah Ditolak Amerika Serikat, Kini Presiden Prabowo Subianto Menuju WashingtonPendukung Maccabi Tel Aviv Slogan Anti-Arab: Siapa Penyulut Amsterdam Rusuh?
“Perlu adanya bantuan dan dukungan dari pemerintah Indonesia serta transparansi rantai pasok untuk memastikan bahwa seluruh produksi timah berasal dari sumber yang jelas dan bertanggung jawab sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG),” kata Dicky, Senin (11/11).
Ia berharap Asia Tin Week 2024 ini dapat mendorong kolaborasi global dalam memajukan industri timah yang berkelanjutan.
“Harapan kami, pelaku industri timah di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dapat memperkuat komitmen mereka terhadap keberlanjutan, transparansi, dan inovasi teknologi dalam memenuhi kebutuhan pasar global,” harapnya.
Sebelum sesi berakhir, diumumkan hasil polling dari para peserta konferensi terhadap proyeksi harga timah LME Cash tahun 2025. Peserta sangat optimistis harga timah dunia akan terus stabil, ditunjukkan dengan 52% responden optimistis harga timah akan stabil di harga US$30.000-US$36.000 per ton.
Pada sesi in conversation with CEOs, hadir juga pembicara dari Maruano Pero (OMSA), Raj Chg (MMR), Yong Cai (Gaungxi Hauxi), Luke Liu (Yunnan Tin Listed), Huanqun Zhang (Gejiu Qiando), dan dimoderatori oleh John Jonson (CRU Beijing), dan Helen Prince (ITA). (*)