Strawberry Generation, Generasi Kreatif tetapi Rapuh

Ilustrasi
GenZ
0 Komentar

2. Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Emosional : Generasi ini perlu mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang kuat, seperti berkomunikasi secara efektif, mengelola emosi, dan membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Hal ini dapat membantu mereka dalam menghadapi situasi sosial yang kompleks atau konflik yang mungkin muncul.

3. Mempelajari Keterampilan Resilien : Generasi Strawberry perlu belajar menghadapi kegagalan atau tantangan dengan sikap yang tangguh dan bijaksana. Mereka dapat mengambil pelajaran dari kegagalan dan menggunakan pengalaman tersebut sebagai batu loncatan untuk berkembang lebih baik di masa depan.

4. Mengasah Kemampuan Problem Solving : Penting bagi generasi ini untuk mengasah kemampuan problem solving atau pemecahan masalah. Mereka perlu belajar untuk mencari solusi kreatif dan efektif ketika menghadapi tantangan atau masalah, daripada menyerah atau menghindarinya.

Baca Juga:Profil Erintuah Damanik, Hakim yang Vonis Bebas Ronald TannurPolda NTT Tegas PTDH Terhadap Ipda Rudy Soik Tidak Terkait Mafia BBM di Kupang

5. Menjaga Kepedulian terhadap Lingkungan: Generasi “Strawberry” perlu menyadari pentingnya menjaga kepedulian terhadap lingkungan sosial dan lingkungan alam sekitarnya. Mengambil tindakan yang positif untuk membantu orang lain atau menjaga keberlanjutan lingkungan dapat memberikan makna dan tujuan dalam hidup.

Sedangkan menurut Prof. Renald Kasali memaparkan sejumlah solusi alternatif untuk mengatasi fenomena generasi strawberry yang kian menjamur. Ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan :

1. Perbaharui Literasi Perkembangan teknologi semakin memudahkan anak-anak muda untuk mengakses berbagai informasi, mulai dari yang sangat penting hingga yang tidak penting. Tak jarang, banyaknya informasi yang beredar langsung dipercayai sebagai kebenaran. Padahal, informasi tersebut bisa saja sebatas hoaks semata. Perubahan yang harus dilakukan untuk menangani masalah ini adalah memvalidasi kebenaran dari setiap informasi yang diperoleh. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan, salah satunya adalah memperbanyak membaca buku mengenai topik yang sesuai.

2. Hati-hati dalam Melakukan Self-diagnosis. Masalah di lingkungan keluarga dan menumpuknya tugas di sekolah atau kampus cenderung “membebani” sebagian besar anak muda. Dan hal ini membuat mereka mudah mengeluh dan mengaitkannya dengan masalah kesehatan mental. Menurut Highland Springs Clinic, hal ini bisa membahayakan kesehatan seseorang. Saat seseorang self-diagnosis, penanganan yang diberikan bisa saja tidak sesuai dengan kondisi yang diderita. Hadapilah situasi dengan kepala dingin. Setiap masalah yang datang merupakan ujian di dalam kehidupan yang biasa terjadi.

0 Komentar