Jadi banyak fenomena yang mengakibatkan curah hujan tinggi. Dan fenomena itu sifatnya bisa temporer seperti MJO, gelombang ekuator, atau seruak udara dingin. Tapi sifatnya bisa lebih panjang berbulan-bulan. Dan skala waktu dan ruangnya berbeda-beda. La Nina dan El Nino bisa wilayah Indonesia dan luar Indonesia juga ASEAN, dan waktunya lebih panjang. Sedangkan MJO zonanya lebih sempit. Jadi memang cuaca di wilayah kita itu sangat komplek,” jelasnya.
Sementara itu, mengutip Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Juli 2024 yang dirilis BMKG pada 23 Juli 2024, sebanyak 45% Zona Musim (ZOM) Indonesia kini sudah memasuki musim kemarau.
Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi sebagian Aceh, sebagian Sumatra Utara, sebagian Riau, sebagian Bengkulu, sebagian Jambi, sebagian Sumatra Selatan, sebagian Lampung sebagian Banten hingga Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, dan sebagian Papua Selatan.
Baca Juga:BPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan NilainyaDemonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah Korban
Sementara, wilayah Indonesia yang diprediksi akan memasuki musim kemarau di periode Juli dasarian III hingga Agustus dasarian II tahun 2024 adalah sebagian Bangka Belitung, sebagian kecil Kalimantan Barat, sebagian kecil Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Utara, Sebagian Maluku Utara dan Maluku, sebagian Papua Barat, serta sebagian Papua.
BMKG memperingatkan kondisi hari tanpa hujan (HTH) berturut-turut masih akan berlangsung di sejumlah wilayah Indonesia.
BMKG memprediksi, HTH lebih dari 16 hari pada Dasarian III bulan Juli hingga Dasarian III bulan Agustus 2024 berpeluang terjadi di sebagian Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Disebutkan, HTH lebih dari 16 hari masuk kategori menengah, yakni 11-20 hari. Jika HTH terjadi 21-30 hari berturut-turut masuk kategori panjang, 31-60 hari masuk kategori sangat panjang, dan lebih dari 60 hari kategori ekstrem panjang.
Hasil pemutakhiran tanggal 20 Juli 2024, BMKG pun mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis yang berlaku untuk Dasarian III Juli 2024.
Berikut peringatan dini yang berlaku dengan klasifikasi level: