Media India, Times of India, juga memberi sorotan dengan artikel berjudul “Prabowo Nephew to be appointed Indonesia Deputy Finance Minister, sources say“. Ditegaskan bagaimana pasar keuangan telah menyoroti bagaimana kebijakan fiskal Prabowo setelah lembaga rating memperingatkan risiko fiskal terkait dengan janji-janji kampanyenya.
“Kekhawatiran meningkatnya utang menambah tekanan terhadap rupiah dan harga obligasi Indonesia, meskipun telah melambung meskipun mereka telah bangkit kembali,” tulisnya.
Media China juga menyoroti ini. Caixin Global misalnya memuat artikel berjudul “Prabowo’s Nephew Becomes Indonesia Deputy Finance Minister” mengutip Bloomberg.
Baca Juga:Komnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai Jebol
“Investor merasa pesimis dengan penunjukan mendadak ini,” muatnya mengutip analis lokal dari Strategi Makro PT Mega Capital Sekuritas, kata Lionel Priyadi.
“Mereka masih skeptis terhadap postur fiskal pemerintahan berikutnya. Masih belum jelas apa platform kebijakan sebenarnya yang dijalankan oleh Prabowo,” ujarnya.
“Meskipun Djiwandono mungkin tidak memiliki latar belakang akademis ekonomi, penunjukannya tampaknya tidak menimbulkan masalah bagi pasar,” tambahnya memuat ahli strategi kedaulatan Asia di Robeco di Singapura, Philip McNicholas.
“Mungkin fokusnya adalah memastikan implementasi kebijakan ekonomi yang disukai Prabowo,” katanya. (*)