Gibran Rakabuming Raka vs Tom Lembong Soal Baterai LFP, Prospek Bisnisnya Diincar Luhut Binsar Pandjaitan

Gibran Rakabuming Raka vs Tom Lembong Soal Baterai LFP, Prospek Bisnisnya Diincar Luhut Binsar Pandjaitan
Blade Battery pada sebuah model mobil listrik dipamerkan di kantor pusat BYD di Shenzhen, Cina, Rabu, 20 Desember 2023. (IST)
0 Komentar

Bahlil juga menyindir soal menteri yang memberikan ‘contekan’ kepada presiden, merujuk pernyataan Tom Lembong bahwa saat 7 tahun bertugas dirinya turut membantu menyusun pidato Presiden Jokowi. Padahal, Tom Lembong pun menyampaikan itu karena Gibran terlebih dahulu menyinggung istilah ‘contekan’ saat debat cawapres.

“Menurut saya dalam etika birokrat, yang namanya mantan menteri itu, pembantu presiden, ya tugasnya melayani presiden. Membuat apa saja terserah dia. Jangan merasa pintar seolah-olah apa yang dibuat, dia pintar,” ujar Bahlil dalam konferensi pers kinerja investasi 2023, dikutip pada Senin (28/1).

Selain Bahlil, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga angkat bicara, yakni menyatakan bahwa Tom Lembong salah kaprah dalam menilai strategi hilirisasi nikel oleh pemerintah.

Baca Juga:Strategi Politik Jokowi Sambangi Ketua Umum Partai Politik dan Blusukan di Kandang BantengCaleg Kabupaten Cirebon Sukarno Siap Perjuangkan Hak-hak Masyarakat

Dalam pernyataannya, Luhut mengungkapkan bahwa pemerintah akan mengembangkan baterai LFP dengan China. Padahal, baterai LFP tidak menggunakan bahan baku nikel, yang gencar dikembangkan di Tanah Air.

“Kta bersyukur LFP juga kita kembangkan dengan Tiongkok. Tadi lithium battery juga kita kembangkan dengan Tiongkok maupun dengan lain-lain,” ujar Luhut dalam video penjelasannya, dikutip pada Senin (29/1).

Dia tidak membeberkan rencana investasi pengembangan baterai LFP itu. Yang jelas, akan berkaitan dengan inisiatif pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Saat ini, kata Luhut, fokus baterai yang dikembangkan Indonesia, nickel mangan cobalt (NMC) sudah bisa didaur ulang atau masuk ke tahap recycle. Sementara itu, baterai berbasis besi atau LFP belum mampu didaur ulang.

“Ingat, lithium baterai bisa didaur ulang, tetapi LFP tidak bisa didaur ulang sampai hari ini,” ujar Luhut.

Luhut membenarkan bahwa ada baterai mobil Tesla yang menggunakan LFP seperti kata Tom Lembong, tetapi tidak seluruhnya.

Luhut juga menyebut bahwa riset mengenai LFP semakin berkembang, sehingga ada kemungkinan penggunaan nikel untuk baterai bisa semakin berkurang. Namun demikian, Luhut menyebut bahwa Indonesia akan tetap menggenjot hilirisasi nikel.

Penggunaan Baterai LFP oleh Tesla dan Potensi Hilirisasi Indonesia

Baca Juga:Polisi Dalami Perusakan Rumah dan Pembakaran Motor Relawan Prabowo-Gibran oleh OTK di SumenepOTT KPK di Lingkungan Pemkab Sidoarjo, Kenapa 10 Dibebaskan dan Hanya 1 Tersangka?

Mobil Tesla model Y dan 3 tercatat masih menggunakan jenis baterai Lithium-ion (Li-ion) yang berbahan dasar nikel. Berdasarkan keterangan owner’s manual di laman resmi Tesla, mobil model Y memiliki dua varian dengan baterai berbeda, yakni Lead Acid dan Lithium-ion.

0 Komentar