Para ahli dari Lithium Nevada, Universitas Oregon, dan lembaga penelitian GNS Science di Selandia Baru, mengungkap, ketika gunung berapi kuno meletus sekitar 16 juta tahun yang lalu, magma cair panas menyembur melalui celah dan celah tanah dan memperkaya tanah liat dengan litium.
Sebagian besar tanah liat kaldera disebut mengandung magnesium smektit yang merupakan sumber litium.
Namun di tepi paling selatan kaldera, para peneliti telah menemukan jenis tanah liat yang tidak biasa, yang disebut ilit. Peneliti menemukan bahwa ilit terkonsentrasi secara khusus dengan litium.
Baca Juga:Terungkap Isi Obrolan Ganjar Pranowo Saat Bertemu Kaum Buruh di Brebes: UU Cipta Kerja Dievaluasi, khususnya Aturan PHKIndonesia Bebas Polio 2014, Ternyata Virusnya Masih Ada, Begini Penjelasan Pakar
Titik panas penambangan ini, menurut tim, kemungkinan besar disebabkan oleh kebangkitan kembali magma setelah danau kuno kaldera mengering.
Reaksi kimia yang terjadi akibat peristiwa ini akan menggantikan litium-smektit di sedimen danau dengan lapisan tanah liat litium-illit yang lebih kaya. Namun, hanya di dekat Thacker Pass, tidak di seluruh kaldera.
“Jika Anda memercayai perkiraan mereka, ini adalah deposit litium yang sangat, sangat signifikan,” kata Anouk Borst, ahli geologi yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
“Hal ini dapat mengubah dinamika litium secara global, dalam hal harga, keamanan pasokan, dan geopolitik,” imbuhnya. (*)