SUASANA di Titik Nol Yogyakarta jelang malam pergantian tahun telah dipadati lautan manusia, empat jam jelang masuknya tahun baru 2024.
Titik Nol Kilometer memang menjadi lokasi primadona untuk menyambut tahun baru di kota Yogyakarta, selain kawasan Tugu Jogja dan Jalan Malioboro.
Dalam sejarahnya, Titik Nol ini sudah ada sejak Sri Sultan Hamengkubuwono I mendirikan Keraton Yogyakarta dan bertahta. Titik Nol Kilometer Yogyakarta merupakan titik persimpangan jalan. Dari arah utara jalan Malioboro, kemudian dari timur adalah jalan Panembahan Senopati, dari selatan adalah Jalan Pangarukan serta dari arah barat Jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan.
Baca Juga:Sumedang Diguncang Gempa 3 Kali, Getaran Terasa di Subang, Lembang, Garut dan BandungJoe Biden Abaikan Kongres Terkait Penjualan Senjata Darurat ke Israel
Di kawasan Titik Nol Kilometer terdapat bangunan- bangunan heritage cagar budaya. Di sisi tenggara ada Kantor Pos Besar yang bergandengan dengan Bangunan Kantor Bank Indonesia Perwakilan DIY. Kemudian di sisi barat daya ada bangunan Kantor Perwakilan Bank Nasional Indonesia (BNI) Cabang Yogyakarta. Di sisi barat laut ada Istana Negara atau Gedung Agung sementara di sisi timur laut terdapat bangunan Benteng Vredeburg di mana di depannya ada Monumen Serangan Umum 1 Maret.
Empat ruas jalan dari nol kilometer tersebut sebenarnya sudah ada sejak Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Benteng Vredeburg dibangun sekitar tahun 1755 hingga 1756 yang lalu.
Dahulu, Gedung Kantor Pos Besar serta Bank Indonesia dan Bank BNI sebenarnya bagian dari benteng yang dibangun mengelilingi Keraton. Pagar benteng Keraton Yogyakarta ada dua lapis dan di Kantor Pos besar ke kantor BNI terdapat sebuah pintu besi. Kemudian pagar kedua berada di belakang Museum Sonobudyo dan sampingnya ke alun-alun.
Panembahan Senopati Ing Ngaloga yang kemudian dinobatkan sebagai Sri Sultan HB I mulai membangun Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Pada waktu bersamaan Belanda lantas mendirikan Benteng Vredeburg untuk memantau pergerakan dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Perempatan yang sekarang menjadi Titik Nol Kilometer tersebut sudah ada sejak dua bangunan bersejarah tersebut didirikan. Kemudian di era kemerdekaan menjadi jalan utama. Dan seiring perkembangan waktu, tahun 1970-an dibangunlah air mancur di tengahnya.
Air Mancur menjadi patokan garis sumbu awal untuk mengukur jarak. Selatan untuk ke Bantul, utara untuk ke Sleman, barat untuk Kulonprogo ataupun timur ke Kabupaten Gunungkidul,