“Ini kombinasi percepatan vaksinasi dan penularan omicron yang lebih cepat dari delta sehingga banyak juga masyarakat yang tertular sehingga memiliki antibody yang berasal dari infeksi,” kata Menkes.
Bukan hanya data jumlah populasi masyarakat yang memiliki antibody lebih banyak saja, pihaknya juga diketahui melakukan survei terhadap tieter antibody atau kadar antibody masyarakat juga jauh lebih tinggi.
Diungkap Menkes dari data Desember rata-rata tieter antibody masyarakat berada pada orde ratusan atau sekitar 500-600. Dari survei lanjutan yang dilakukan pada Maret 2022, tieter antiboy ini juga mengalami kenaikan ke orde ribuan sekitar 7.000-8.000.
Baca Juga:Tegang, Barat Tangguhkan Rusia di Dewan Negara Laut BaltikDemi Hubungan Baik Melayu-Islam di Asia Tenggara, Penolakan UAS di Singapura Timbulkan Tanda Tanya
“Ini membuktikan masyarakat selain memiliki antibody tumbuh lebih banyak tapi juga kadar antibodynya naik lebih tinggi. Karena masyarakat Indonesia yang divaksinasi yang terkena omicron. Riset di dunia menunjukkan kombinasi vaksinasi ditambah infeksi, bentuk superimunity kadar antibody tinggi dan bertahan lebih lama, orang vaksinasi dan terkena selain melendungi dirinya masuk rumah sakit tapi juga bangun superimunity,” pungkas Menkes. (*)