Yasip Khasani: Sejak Tahun 1700-an Salatiga Pusat Pendidikan, Prasasti Plumpungan Bentuk Peninggalan Literasi

Penjabat Kota Salatiga Yasip Khasani menghadiri Festival Literasi (Salatiga LitFest 2024) pada 14 hingga 16 Ag
Penjabat Kota Salatiga Yasip Khasani menghadiri Festival Literasi (Salatiga LitFest 2024) pada 14 hingga 16 Agustus 2024 bertempat di Gedung Korpri dengan tema “Literacy for a better future\\\", Rabu malam (14/8) bersama Josua Gian A (delik.news) (Foto: J G Andhipramana)
0 Komentar

BUDAYA literasi di Kota Salatiga perlu dikembangkan. Salatiga adalah kota pendidikan dan kualitas sumber daya manusianya tertinggi di Jawa Tengah. 15-25% penduduk di Salatiga adalah mahasiswa. Demikian diungkapkan Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani saat menghadiri Festival Literasi (Salatiga LitFest 2024) pada 14 hingga 16 Agustus 2024 bertempat di Gedung Korpri dengan tema “Literacy for a better future”, Rabu malam (14/8).

“Ini menjadi tantangan bagi kami, bagaimana mengkolaborasikan perpustakaannya UKSW, perpustakaannya UIN, dengan perpustakaannya SDE Amal. Juga terhubung dengan perpustakaan kami, sehingga akses-akses terkait dengan jurnal-jurnal ilmiah yang ada di perguruan tinggi juga terbuka untuk seluruh warga Salatiga, tidak hanya mahasiswa saja,” ujarnya.

Menurut Yasip, masyarakat diharapkan dapat membaca hasil-hasil penelitian yang sudah ada. Sehingga keingintahuan masyarakat terkait dengan inovasi-inovasi yang ada di Salatiga terutama ataupun nasional dan dunia internasional menjadi terbuka.

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

“Kita mendorong bahwa literasi menjadi mainstream di kota Salatiga. Center of Excellence (CoE) literasi Indonesia di pemerintah daerah itu nantinya ada di Salatiga,” ungkapnya kepada delik.

Ia menegaskan bahwa sejak awal Salatiga itu merupakan hasil literasi. Prasasti Plumpungan adalah bentuk peninggalan literasi. Pengetahuan berkembang dan ketika zaman kolonial, Salatiga menjadi salah satu pusat kota untuk Belanda dan bangsa-bangsa asing. Sehingga banyak sekali sekolah, mulai dari sekolah tingkat dasar, tingkat menengah itu sudah ada.

“Sekitar tahun 1700-an itu sudah ada. Nah, di Salatiga ini menjadi pusat dari pelatihan untuk VOC. Jadi kalau pusat pemerintahnya itu di Semarang tapi kalau latihan mereka kesini. Sehingga memang dari dulu disini pusat pendidikan,” tandasnya.

Lebih lanjut, Yasip menambahkan ketika Indonesia merdeka, UKSW didirikan disini dan UKSW ini menjadi ujung tombak literasi untuk Indonesia Timur. Terutama, sebagian besar mahasiswanya adalah dari Indonesia Timur. “Sehingga kalau boleh dibilang sumber literasi di Indonesia Timur salah satu yang terbesar adalah dari Salatiga,” pungkasnya.

Diketahui, Salatiga LitFest 2024 akan melibatkan beberapa pihak dalam penyelenggaraannya, salah satunya yaitu Frankfurt Book Fair, pameran perdagangan buku internasional terbesar di dunia.

0 Komentar