World Water Forum 2024 di Bali Rumuskan Kebijakan Tata Kelola Air dan Sanitasi Dunia

Seorang wanita melintas di lokasi tempat berlangsungnya Pameran dan Ekspo Forum Air Dunia ke-10 di Bali, pada
Seorang wanita melintas di lokasi tempat berlangsungnya Pameran dan Ekspo Forum Air Dunia ke-10 di Bali, pada 20 Mei 2024. ANTARA/Xinhua/Veri Sanovri
0 Komentar

Konsep keseimbangan air (water balance) menjadi model rekayasa agar air bisa disirkulasi secara berkesinambungan dan sesuai dengan kebutuhan penduduk.

Rekayasa yang menggunakan Decentralised Nature-Based Solutions (NBS) itu memetakan pertemuan titik-titik air alami dengan lubang air berjaringan. Air kemudian akan disalurkan atau ditampung dengan pemantauan secara daring.

Inspirasinya datang dari sistem Irigasi di pura Hindu yang mengatur saat air melimpah dan saat kekurangan air, kata Eva yang terlibat dalam proyek kerja sama dengan pemerintah lokal dan Kerajaan Belanda.

Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum

Inspirasi Chennai menjadi salah satu oleh-oleh yang berharga dari World Water Forum untuk bisa memitigasi bencana hidrologi.

Lain di Chennai lain pula Hyderabad, yang juga merupakan salah satu kota di India.

Prof. V. Srinivas Chary, yakni Professor & Director, Centre for Management of Land Acquisition, Resettlement & Rehabilitation (CMLARR), Administrative Staff College of India (ASCI), Hyderabad, dalam World Water Forum ke-10 di Bali menjelaskan, Kota Hyderabad di India mulai menerapkan konsep bangunan gedung yang ramah lingkungan melalui pemakaian air daur ulang.

Air yang telah digunakan atau bahkan air kotor akan diolah dengan teknologi pemurnian dan kemudian ditampung bersama air hujan serta sumber lainnya.

Menurut Chary, teknologi daur ulang air bersih dihitung berdasarkan kapasitas penghuni atau penggunaan seperti pabrik.

Dengan demikian, solusi pemenuhan kebutuhan air tidak selalu mengandalkan penyediaan air bersih yang baru dari alam.

Bangunan lama harus dipasang Onsite Wastewater Treatment System (OWTS) yang disesuaikan dengan kapasitas penghuni.

Baca Juga:Benda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RAT

Konsep rekayasa air itu memungkinkan masyarakat Kota Hyderabad lebih mudah mendapatkan pasokan air bersih sesuai kebutuhan mereka.

Sementara di Belgia, upaya penggunaan kembali air hasil daur ulang telah diimplementasikan di sejumlah kota kecil dengan menyesuaikan kondisi alam setempat.

Inge Genne dari VITO, organisasi air di Belgia menyampaikan keberhasilan di Taman Bisnis Tielt Noord yang merekayasa sirkulasi air dengan sistem terpadu pendaurulangan untuk pertanian.

Penerapan sistem ini didukung oleh para petani lokal karena tidak mempengaruhi hasil panen untuk ekspor.

0 Komentar