World Water Forum 2024 di Bali Rumuskan Kebijakan Tata Kelola Air dan Sanitasi Dunia

Seorang wanita melintas di lokasi tempat berlangsungnya Pameran dan Ekspo Forum Air Dunia ke-10 di Bali, pada
Seorang wanita melintas di lokasi tempat berlangsungnya Pameran dan Ekspo Forum Air Dunia ke-10 di Bali, pada 20 Mei 2024. ANTARA/Xinhua/Veri Sanovri
0 Komentar

PERTEMUAN internasional terbesar yang membahas tentang isu-isu air secara global World Water Forum diselenggarakan di Bali pada 18-25 Mei 2024. Pertemuan ini di antaranya membahas sekaligus merumuskan kebijakan tata kelola air dan sanitasi dunia. 

Forum Air Dunia yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali antara Dewan Air Dunia dan negara tuan rumah itu mempertemukan seluruh pemangku kepentingan dari berbagai latar belakang geografis dan sektoral untuk berdiskusi secara terbuka, termasuk berbagi praktik baik dari berbagai negara. 

Kota Chennai di India mencatatkan kisah suksesnya dalam merekayasa air melalui proyek City of 1000 Tanks.

Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum

Proyek tersebut menyajikan solusi holistik bagi problem menyangkut air seperti banjir, kelangkaan air dan polusi, sekaligus mengidentifikasi penyebab berbagai persoalan air di wilayah itu.

Kota 1.000 Tangki itu mengembangkan Model Keseimbangan Air di seluruh wilayahnya dengan mengumpulkan air hujan, mengolah air limbah dan polusi limpasan dengan Solusi Berbasis Alam (NBS) yang terdesentralisasi, dan dengan mengisi ulang keduanya ke akuifer bawah tanah.

Upaya itu ternyata mampu mencegah kekeringan yang disebabkan oleh perubahan iklim dengan meningkatkan cadangan air tanah sekaligus mengantisipasi dengan efektif terjadinya intrusi garam akibat kenaikan muka air laut.

Pada saat yang sama, langkah ini juga mengurangi risiko banjir yang awalnya kerap terjadi serta menurunkan polusi limbah.

Proyek ini bertujuan untuk memperbaiki masalah pasokan air dengan menciptakan retensi air dengan kemampuan pasokan mencapai 200-250 MLD (Juta Liter per Hari) dalam dua tahap (dari permintaan perkotaan saat ini sebesar 1.580 MLD).

Semula Chennai merupakan wilayah dengan risiko kehabisan air dalam 10 tahun mendatang, mengingat perkiraan peningkatan populasi dan menipisnya permukaan air. Namun melalui proyek yang mengandalkan Solusi Berbasis Alam itu masalah pasokan air, limbah, dan banjir terpecahkan secara holistik.

Kisah sukses di Chennai, India, itu disampaikan oleh Eva Plannes dalam salah satu sesi di World Water Forum ke-10 Bali.

Baca Juga:Benda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RAT

Pembicara yang juga seorang arsitek dan peneliti dari Belanda ini menyebutkan proyek City of 1000 Tanks di wilayah berpenduduk 7,1 juta orang itu menggunakan rekayasa sirkulasi air untuk mencegah kekeringan dan banjir akibat curah hujan.

0 Komentar